Din Syamsuddin di Pengajian Akbar SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya

  • Whatsapp
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, saat prescon usai ceramah di Pengajian Akbar SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Sabtu (7/4/2018).

SURABAYA, beritalima.com – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, berharap elit politik dan tokoh bangsa bersikap lebih mengedepankan sikap kenegarawan.

Din Syamsuddin mengaku tidak mempermasalahkan para tokoh saling melontarkan kritik, tapi dia berharap agar kritik tetap menjaga etika seperti yang disarankan agama.

Menurut Din Syamsuddin, kegaduhan politik seperti yang terjadi belakangan sebetulnya merupakan hal yang biasa. Menurutnya pula, bangsa ini sudah berpengalaman, dan kegaduhan politik itu merupakan buah reformasi dan demokrasi.

Akan tetapi, lanjut Din Syamsuddin, kencenderungan menjelang Pilpres sekarang nuansa provokatornya sangat kuat sekali.

Warna dialektika antara dua kutub yang berbeda terlihat saling serang menyerang secara vulgar. Kondisi ini semakin menguat karena didukung oleh media sosial.

“Beruntung kita sudah berpengalaman, sehingga tidak akan mudah terpecah belah. Modalitas di tubuh bangsa ini sudah cukup kuat untuk menjaga persatuan,” tandas dia saat berada di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Sabtu (7/4/2018).

Dia mengingatkan, bangsa ini memiliki silent mayority yang tidak suka hiruk-pikuk yang mengarah pada perpecahan. Kelompok silent mayority ini pada waktunya pasti akan muncul, bila kondisinya dianggap sudah keterlaluan.

Dian Syamsuddin berada di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya menjadi pembicara dalam pengajian akbar. Di hadapan para guru dan wali murid, Din menjelaskan tentang pendidikan di Muhammadiyah yang selalu menekankan pentingnya akhlak.

Menurut Dien Syamsudin, lingkungan juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi akhlak. Keberhasilan pendidikan menekankan Asmahul Husna dalam diri manusia.

“Sekarang faktor ajar sudah baik, namun terkadang faktor lingkungan bisa membelokkannya,” ujarnya.

Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang, Eddy Susanto, di acara yang diselenggarakannya itu mengatakan, tren para orangtua murid untuk menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan Muhammadiyah belakangan semakin meningkat.

Saat ini, kata Eddu, jumlah siswa di sekolah ini sudah mencapai 1.047 siswa. Penambahan minat para orangtua siswa itu menjadikan dinas pendidikan setempat meminta agar lembaganya menerapkan pembatasan.

Tingginya respon masyarakat pada sekolah ini merupakan bukti bahwa pendidikan karakter dan akademik yang diterapkan pihaknya berhasil. (Ganefo)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *