DKN Garda Bangsa Peduli Rohingya

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Solidarity Concert and Soft Launching of Sunrise Refugee Learning Center. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dewan Koordinasi Nasional Garda Bangsa Peduli Pengungsi untuk pengungsi Rohingya, Afghanistan, Iran, Ethiopia, dan Somalia. Dan bekerjasama dengan Sandya Institute, sebagai lembaga Pusat Perdamaian dan Hak Asasi Manusia.

Selain berbicara politik, kata Cucun Syamsurijal Ketua DKN Garda Bangsa, lebih pada kemanusiaan ketika mengingat ucapan Presiden RI ke – 4, KH. Abdurrahman Wahid. Menurutnya bagaimana kemanusiaan dikedepankan ketika mampu mengedepankan pertolongan pada orang yang membutuhkan. Jadi ditegaskan Cucun jangan mengingat kapan membantu dan memberikan pertolongan, karena suatu saat akan mendapat pertolongan juga.

“Dewan Koordinasi Nasional bekerjasama dengan Sandya Institue telah menginisiasi program Sunrise Refugee Learning Center (SRLC) yang fokus pada pemberdayaan pencari suaka dan pengungsi di Indonesia melalui pendidikan. Ini merupakan program nyata yang dilakukan oleh DKN Garda Bangsa bersama organisasi sosial lainnya, seperti Roshan Learning Center, SUAKA, UNHCR dan Komunitas Pencari Suaka dan Pengungsi,” ujar Cucun dihadapan pengungsi, Selasa (12/9/2017) di kantor DKN Garda Bangsa.

Lebih lanjut dikatakan Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul Kadir Karding, Indonesia menjadi sahabat seluruh bangsa di seluruh dunia. Dengan Garda Bangsa Peduli Pengungsi, melakukan pendampingan dan pemberdayaan edukasi. Sedangkan di Indonesia ada 14 ribu pengungsi dari daerah konflik. Maka dari itu diucapkan Karding, memotong satu kali gaji anggota DPR seluruh Indonesia untuk solidaritas.

“Mungkin ke depan bagaimana memiliki payung hukum pengungsi. Dan tidak hanya tinggal tapi bisa kerja setelah memiliki skill. Saya punya tempat, silahkan kalau mau digunakan untuk keterampilan karena nantinya untuk negara juga dan untuk lembaga ini juga,” tandas Karding.

Lebih jauh diungkapkan Eko Putro Sandjojo, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia (PDTT), bahwa konflik bukan karena agama karena agama menunjukkan kasih sayang. Oleh karena itu dihimbau Mendes PDTT, jangan sampai konflik itu melebar di negara Indonesia apalagi sampai balas dendam. Paling tidak bisa membantu teman – teman dan tidak melebar lagi.

“Silahkan, bisa menggunakan training center di kementerian karena ada 7 di seluruh Indonesia,” pungkasnya.

Lebih lanjut usai melaksanakan ceremony, didukung belasan artis ibukota dan berhasil ditempat itu juga mengumpulkan dana Rp10 juta. Lanjutnya dana yang telah diperoleh dari sumbangan itu secara simbolis Abdul Kadir Karding menyerahkan uang bantuan itu kepada pengungsi. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *