Ita Rahmawati, Cucu Mbah Wahab: GP Ansor Pengawal Ulama dan Negara

  • Whatsapp

Jakarta – Menyikapi statemen H Agus Solachul A’am Wahib, Ketua Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin (BKSN) di Surabaya. Cucu pendiri NU, KH A Wahab Chasbullah yang meminta secara terang-terangan kepada GP Ansor-Banser minggir dalam ikut menjaga dan mengawal kondusifitas hasil dari Pemilu 2019, sebagaimana dilansir duta.co, Jumat (17/5/2019).

Maka Hj Ita Rahmawati, cucu pendiri NU yang juga Pahlawan Nasional, KH A Wahab Chasbullah yang bermukim di Jakarta menyatakan bahwa apa yang dinyatakan Agus Solachul A’am Wahib merupakan pernyataan pribadi tidak mewakili keluarga besar KH A Wahab Chasbullah.

Bagi Ita, GP Ansor-Banser sebagai elemen bangsa sudah seharusnya memiliki kewajiban untuk ikut serta menjaga kedaulatan bangsa, terutama proses pemilu yang sedang berlangsung dalam tahap penghitungan hasil final. Sebagai inspirator berdirinya GP Ansor (saat itu bernama Syubbanul Wathan) pada 1924, KH A Wahab Chasbullah berharap hadirnya pemuda-pemuda NU sebagai penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Terutama nilai-nilai Islam Rahmatan Lil Alamin dalam berbangsa dan bernegara.

Ketika situasi dan kondisi keutuhan bangsa menjadi taruhan, menjadi wajar dan tepat ketika Ketua GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas menyatakan telah memberi instruksi kepada seluruh kader agar bersiaga untuk membantu aparat keamanan pada 22 Mei mendatang jika dibutuhkan. Instruksi diberikan kepada seluruh kader Ansor dan Bantuan Ansor Serbaguna (Banser).

Ita Rahmawati yang juga pengurus Muslimat NU DKI Jakarta menyampaikan beberapa kesepakatan keluarga besar KH A Wahab Chasbullah dalam menyikapi kondisi politik terkini dan menghimbau kepada masyarakat terutama kalangan pesantren untuk:

  1. Memanfaatkan momentum bulan suci Ramadhan untuk mencapai ketakwaan sempurna, meningkatkan taqarrub kepada Allah dan senantiasa berdoa untuk bangsa dan negara agar tetap kondusif.

  2. Mempererat silaturahmi antarsesama anak bangsa, memperkokoh ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwan basyariah, menjauhi saling fitnah, pertengkaran, perpecahan dan tindakan tercela lainnya serta terus saling memaafkan satu sama lain.

  3. Meneguhkan komitmen kesetiaan kepada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI karena itu semua sudah berjalan sesuai ajaran Islam yang kita anut.

  4. Menjaga stabilitas keamanan, perdamaian dan situasi yang kondusif dengan mengedepankan persamaan sebagai umat manusia yang saling bersaudara satu sama lain dan tidak mempertajam perbedaan yang bersifat kontra produktif.

  5. Tidak terpancing untuk melakukan aksi inkonstitusional baik langsung dan tidak langsung karena tindakan inkonstitusional bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat mengarah kepada tindakan bughat atau memberontak.

Jakarta, 19 Mei 2019

Hj. Ita Rahmawati

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *