Jazuli: Di Indonesia Peran Agama Tidak Bisa Didominasi Kelompok Tertentu Saja

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Jazuli Juwaini mengatakan, semua organisasi masyarakat (ormas) termasuk anggota atau warganya berperan membangun umat, bangsa dan negara.

“Hakekatnya adalah kebersamaan. Karena itu, banyak ormas yang berdiri dan berperan sebelum Indonesia merdeka. Setelah merdeka, ormas itu harus menjaga kebersamaan agar Indonesia semakin kokoh, jaya dan masyarakatnya sejahtera,” kata Jazuli, Selasa (29/1).

Itu dikatakan Jazuli menanggapi ucapan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU), Said Aqil Siradj pada Harlah Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Minggu (27/1) yang menilai jika peranan agama dipegang selain NU salah semua.

Sebelumnya seperti ditulis media massa, Jazuli mengingatkan, NU bukan satu-satunya organisasi yang berperan banyak di Indonesia. “Ya, kita tahubanyak berdiri ormas berdiri sebelum Indonesia merdeka. Muhammadiyah kan berdiri 1912. Kalau dilihat dari tahunnya lebih dulu dari NU,” kata Jazuli.

Jadi, kata anggota Komisi I DPR RI ini, banyak ormas yang berperan dalam perjuangan kemerdekaan RI. Karena itu, peranan agama dan lainnya di Indonesia tak bisa didominasi satu kelompok tertentu. Semua harus dapat kesempatan yang sama.

“Kalau jujur bicara tentang demokrasi, kemerdekaan dan kebersamaan, ya tidak boleh dimonopoli di Indonesia. Kebersamaan itu kan artinya semua orang dapat ruang secara profesional,” ujar wakil rakyat Dapil Provinsi Banten III tersebut.

Malah NU yang dikenal Jazuli sejak lama, tidak pernah berpolitik praktis. Marena itu, dia mengingatkan warga NU tidak bisa dibawa-bawa untuk mendukung calon presiden tertentu.

“Meski saya bukan struktur NU, saya ini dibesarkan, dilahirkan dari keluarga NUdengan tradisinya yang setahu saya kalau khittah kembali pada 1926, dia (NU) tidak terlibat dengan politik praktis,” kata Jazuli yang juga ustadz tersebut.

Rupanya, kritik terhadap pernyataan Said Aqil Siradj tidak hanya datang dari Jazuli tetapi juga dari Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hanafi Rais.

Bahkan putra tokoh reformasi Prof Dr Amin Rais yang juga pimpinan Komisi I DPR RI itu tidak mau ambil pusing soal omongan Said Aqil yang mengatakan menteri agama, imam masjid, khotib dan kepala KUA harus dari NU.

Hanafi menilai pernyataan yang memecah belah anak bangsa terutama sesama umat Islam. “Ya, terserah Said Aqil saja mau ngomong apa dia, masyarakat ngak akan terpancing dengan statement yang sifatnya pecah belah kayak begitu ya,” kata Hanafi.

Menurut Hanafi, tidak ada dalil maupun aturan hukum soal apa yang disampaikan Said Aqil itu. “Indonesia negara majemuk. “Tidak bisa dipaksakan dari satu golongan saja. Iya, kalau bicara soal Islam tentu ya semuanya. Jadi, kita enggak perlu terjebak pada salah satu ormas ya,” kata Hanafi.

Dia mendorong agar ada kebersamaan umat Karena itu, Hanafi meminta agar masyarakat belajar dari kebersamaan umat 212. “Kayak 212 itu kan kebersamaan umat Islam, seluruh sektor ada, seluruh ormas juga terlibat. Jadi, sebaiknya kita belajar dari situ,” kata Hanafi.

Sebelumnya, Said Aqil kepada massa peserta acara Hari Lahir ke-73 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, 27 Januari 2019 meminta muslimat NU berperan di masyarakat.

Selain peran agama, yang harus diambil oleh NU, Muslimat NU pun disebut perlu mengambil peran ekonomi, kesejahteraan, kesehatan, sosial dan . (kemasyarakatan.

“Muslimat keren, tidak? Hebat, tidak? Berperan? Supaya apa keren, wasaton, agar berperan di tengah-tengah masyarakat. Peran apa? Peran agama, harus kita pegang, imam masjid, khotib-khotib, KUA-KUA harus dari NU. Kalau dipegang selain NU, salah semua,” kata Said. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *