Mahasiswa Unibos Penjual Pappabuka Ini Punya Tagline Takjil Manis Semanis Orangnya

  • Whatsapp

Penulis: Ahmadi

Mahasiswa Prodi KPI UIN Alauddin Makassar

Melaporkan dari Makassar

MAKASSAR. Matahari sudah mulai condong diupuk Barat. Suara kendaraan bergemuruh terdengar jelas saa melewati Jl. Urip Sumoharjo KM.4, Sinrijala, Kec. Panakkukang Kota Makassar.

Sahutan penjual takjil dipinggir jalan ikut mewarnai perjalanan menuju Jl. Maccini Tengah No.3 Kota Makassar. Jumat sore (17/05/19).

“Takjil-Takjil..!!. es buah manis semanis orangnya..! takjil-takjil..!! es buah manis semanis orangnya..!!..

Sesaat diperjalanan, terdengar suara seorang perempuan yang berdiri dengan bingkisan takjil pappabuka (pembukapuasa), berupa es buah ditangan kanannya.

“Takjil-takjil..!! es buah manis semanis orangnya” kalimat ini yang terus dilantungkan oleh perempuan tersebut yang seakan memaksaku untuk menghentikan kendaraan.

“Takjil kak..! es buah manis semanis orangnya..! berapa harganya takjil ta?, tanyaku sambil memperhatian raut wajah gadis belia yang satu ini .karena rasa penasaranku dengan es buah manis semanis orangnya yang sering dilangtungkannya.

“Rp 7.000 kak. Belimi kak, takjilnya manis kak” jawab Ayu dengan raut wajah tersenyum sambil menjulurkan bingkisan takjil ditangannya.

Ni. Kd. Ayu Nurmayanti atau yang biasa disapa Ayu adalah salah seorang mahasiswi UNIBOS (Universitas Bosowa Makassar) yang setiap sore menjual “takjil manis semanis orangnya” di depan kampus UNIBOS selama Ramadhan.

Berawal dari tugas mata kuliah Kewirausahaan, Ayu dan teman-teman menjual takjil sebagai pelengkap tugas final mahasiswi semester enam tersebut.

Pukul 15.00 Wita, Ayu dan teman-teman sudah mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat takjil “es buah manis semanis orangnya”.

Bermodalkan susu kental manis, sirup Abc rasa melon, buah melon, pepaya, jeli, dan sagu mutiara. Ayu dan teman-temannya membuat es buah sebagai takjil berbuka puasa yang dijual dengan tagline “es buah manis semanis orangnya”.

Untuk menjawab rasa penasaranku terhadap “takjil manis semanis orangnya”. Sore itu, dibawah rintihan hujan yang melengkapi diskusi kami.

Saya lansung menanyakan perihal takjil manis semanis orangnya. Ayu menjelaskan kepada saya mengapa dia memilih “takjil manis semanis orangnya” sebagai tagline untuk memikat hati para pengendara yang mencari sajian takjil berbuka puasa.

Alasan utamanya ingin tampil beda dari yang lainnya. Baginya kreativitas sangat dibutuhkan dalam memasarkan atau menjual sebuah produk kepada konsumen.

Itulah sebabnya, “takjil manis semanis orangnya menjadi identitas tersendiri yang dimiliki Ayu dan kelompoknya dalam menjual takjil sajian berbuka puasa.

Biasanya dengan modal Rp 150.000 mereka membuat 70 cup. 50 cup untuk dijual dan sisanya dibagikan kepada pengendara lainnya sebagai bentuk kegiatan beramal.

Sebagai seorang mahasiswi, menjual takjil dipinggir jalan tak membuat Ayu merasa gengsi bahkan malu dengan statusnya sebagai seorang pelajar.

Bagi wanita dengan hobi menulis ini, untuk mendapatkan apa yang kita cita-citakan, butuh sebuah perjuangan.

Menjual “takjil manis semanis orangnya” adalah salah satu bentuk perjuangan. Dengan harapan hasil dari jerih payahnya semanis buatan es buah manis yang dijualnya.

Ada yang menarik dari kisah penjual takjil manis semanis orangnya. Kuliah dengan mengambil jurusan Bahasa Inggris, ternyata wanita dengan hobi menulis ini memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi seorang penulis.

Bagi Ayu menulis adalah cara untuk menuangkan cerita atau kisah hidup dalam bentuk tulisan karya sastra.

Sejauh ini Ayu Nurmayanti sudah menuangkan hobi menulisnya kedalam sebuah karya Novel dengan judul “Ketika Langkahku Terhenti”. Sayangnya keinginan untuk mempublish tulisannya belum ada. mengingat rasa percaya diri yang dimiliki Ayu masih terbilang kurang.

Oleh sebab itu, penulis masih penasaran dengan curahan hati seorang Ayu Nurmayanti yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan karya sastra .

Apakah tulisan-tulisan tersebut memiliki nilai dan makna yang berbeda dari karya sastra lainnya.

Ataukah tulisan Ayu Nurmayanti memiliki ciri khas tersendiri seperti “Takjil manis semanis orangnya” yang mampu memikat hati bagi para pembacanya dengan rasa penasaran yang tinggi.

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *