OJK: Data Pertumbuhan Sektor Jasa Keuangan Tahun 2018 Positif

  • Whatsapp

JAKARTA, beritaluma.com – Stabilitas sektor jasa keuangan selama tahun 2018 dalam kondisi terjaga. Optimistis tren positif kinerja sektor keuangan akan berlanjut di tahun 2019.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, menyatakan itu lewat rilis pada Senin (14/1/2019). Disebutkan, sepanjang 2018 kondisi perekonomian nasional terpantau sehat dan stabil. Ini tercermin di antaranya dari ekonomi nasional yang tumbuh sekitar 5,15 persen dan inflasi yang terkendali di level 3,13 persen.

Demikian pula sektor jasa keuangan, juga tercatat stabil dan sehat, yang merupakan modal penting bagi industri jasa keuangan untuk dapat tumbuh lebih baik dan meningkatkan perannya sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, OJK memahami tantangan yang akan dihadapi pada 2019 tidak lebih mudah dibandingkan 2018. Untuk itu, OJK akan terus berusaha memfasilitasi dan memberikan kemudahan dalam mendukung sektor-sektor prioritas pemerintah melalui kebijakan dan inisiatif yang akan difokuskan pada 5 area.

Dipaparkan, pada 2018 OJK mencatat intermediasi sektor keuangan dapat terjaga dengan baik. Pada angka pertumbuhan kredit perbankan yang terus melanjutkan tren peningkatan sebesar 12,9 persen, tumbuh signifikan dibandingkan 2017 sebesar 8,24 persen.

Demikian juga kinerja intermediasi lembaga pembiayaan, yang diperkirakan tumbuh di sekitar 6 persen. Akselerasi kredit dan pembiayaan diikuti dengan profil risiko kredit yang terjaga.

Rasio gross NPL perbankan dalam tren menurun sebesar 2,37 persen (net 1,14 persen) dan rasio NPF sebesar 2,83 persen (net 0,79 persen).

Likuiditas perbankan juga cukup memadai meskipun Rasio Kredit terhadap Simpanan (Loan to Deposit Ratio) meningkat menjadi 92,6 persen. Hal ini dapat dilihat dari excess reserve perbankan yang tercatat sebesar Rp 529 triliun.

Sedangkan, rasio alat likuid terhadap Non-Core Deposit dan Liquidity-Coverage Ratio (LCR) masing-masing sebesar 102,5 persen dan 184,3 persen. Ini jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 100 persen.

Di pasar modal, jumlah emiten baru sepanjang 2018 tercatat sebanyak 62 emiten, lebih tinggi dibandingkan 2017 sebanyak 46 emiten, dengan nilai penghimpunan dana sebesar Rp 166 triliun. Adapun total dana kelolaan investasi mencapai Rp 746 triliun, meningkat 8,3 persen dibandingkan akhir tahun 2017.

Permodalan lembaga jasa keuangan juga cukup memadai dalam menghadapi tantangan ke depan. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan tercatat sebesar 23,32%, sedangkan Risk-Based Capital industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 315 persen dan 412 persen, lebih tinggi dari threshold 120 persen.

Gearing ratio perusahaan pembiayaan pun tercatat sebesar 2,97 kali, jauh di bawah threshold maksimal sebesar 10 kali.

“Capaian 2018 ini merupakan modal yang penting bagi industri jasa keuangan untuk tumbuh lebih baik dan meningkatkan perannya sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan katalis keberhasilan reformasi struktural,” ujar Wimboh. (Ganefo)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *