Politisi Desak Kamenlu Manfaatkan Posisi Jaga Perdamaian Di Laut China Selatan

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi I DPR RI membidangi pertahanan dan luar negeri, Supiadin Ari Saputra mendesak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) agar memanfaatkan posisi Indonesia sebagai anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) menjaga perdamaian di Laut China Selatan.

Desakan tersebut menyusul meningkatnya ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan antara China dengan Amerika Serikat (AS). “Indonesia juga harus tegas mempertahankan perairan Natuna yang berada di kawasan Laut China Selatan,” ungkap Supiadin di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (16/1).

Wakil rakyat dari Dapil XI Provinsi Jawa Barat itu berharap ketegangan tidak membahayakan bagi wilayah perairan Indonesia (Natuna-red) sehingga dapat menghindari konflik yang terjadi antara kedua negara besar tersebut.

Untuk itu, purnawirawan TNI AD ini mendorong agar kapal perang Indonesia patut bersiaga di setiap perbatasan yang berbenturan langsung dengan Laut China Selatan.

“Indonesia dalam posisi non-blok. Kita juga dalam posisi mempertahankan wilayah Indonesia. Kita tidak akan melakukan satu manuver dan agresi yang keluar wilayah laut kita,” kata alumni Akabri 1975 tersebut.

Tugas Angkatan Laut Indonesia disana adalah bagaimana mempertahankan kedaulatan Indonesia di Laut Natuna sesuai dengan ketentuan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil. “Zona ini yang wajib kita pertahankan,” tutur laki-laki kelahiran Garut, 3 April 1952 tersebut.

Supiadin menilai, apabila ketegangan ini berujung kepada konfrontasi, maka dunia akan mencapai titik nadir dalam hal diplomasi internasional. Sebab itu, posisi Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB harus dimaksimalkan sehingga ketegangan Laut China Selatan yang berbenturan langsung dengan Indonesia dapat dihindari.

Jadi, menurut saya, kata Supiadin, DK PBB turun segera agar situasi di Laut China Selatan tidak menjadi daerah konflik baru, karena bagaimanapun juga nantinya Indonesia tidak bisa diam.

Indonesia juga tidak juga bisa membiarkan China seperti itu. “Memang kita lihat ada sebuah tren gejala China mulai menunjukkan dominasinya. China juga ingin menunjukkan kalau dia sebuah negara besar. “Nah, ini yang harus kita prihatinkan.”

Seperti diberitakan, China terus bersikap agresif di Laut China Selatan karena faktor persaingan kekuatan dengan Amerika Serikat di Kawasan Asia-Pasifik.

Namun, keberadaan China di Laut China Selatan selalu berbenturan dengan Negara Negara Asean termasuk Indonesia yang berusaha mempertahankan Laut Natuna Utara sesuai dengan ketentuan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Selama ini Indonesia selalu menganggap klaim China tidak sesuai dengan Konvensi PBB mengenai Hukum Kelautan (UNCLOS) dan putusan Principal Component Analysis (PCA) pun mengamini pandangan tersebut.

Selain itu, meski bukan termasuk negara yang ikut mengklaim wilayah di Laut China Selatan (LCS), AS selama ini berupaya menekankan kebebasan bernavigasi di jalur perdagangan bernilai 5 trilun dolar Amerika Serikat (AS) per tahun itu agar tetap dianggap sebagai perairan internasional. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *