Refleksi Kebangsaan Merajut Kebhinnekaan Untuk Menjaga NKRI

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia menggelar Curah Rasa dan Pendapat Para Tokoh Nasional dalam Refleksi Kebangsaan dengan tema ‘Merawat Kebhinnekaan Untuk Menjaga Keutuhan NKRI’, pada Selasa, 13 Juni 2017 di Ruang Nusantara IV, Gedung MPR RI, Jakarta. Pada kesempatan itu Hadir Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan bersama mantan Ketua DKPP Jimly Asshidiqie dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, dan Wakil ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.

Dialog tersebut digelar sebagai forum curah rasa dan pendapat antar tokoh – tokoh nasional untuk merespon sejumlah fenomena sosial politik di masyarakat yang dinilai menimbulkan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa pasca pelaksanaan pilkada DKI Jakarta. Hal ini digelar berdasarkan fenomena yang selama ini bukannya semakin meruncing tapi semakin melebar. Oleh karena itu dikatakan Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR RI menyatakan bahwa MPR sebagai Rumah Kebangsaan Pengawal Ideologi Pancasila dan Kedaulatan Rakyat, yang merupakan lembaga Negara yang memiliki kedudukan dan peran yang strategis dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“MPR sebagai rumah rakyat, hadir semua tokoh nasional, semuanya saling mengasihi, saling menyayangi, saling menghargai dan menghormati,” tandasnya.
Zulkifli Hasan berharap agar dialog kebangsaan tersebut memberikan sumbangsih solusi bagi persatuan bangsa Indonesia, memberikan dorongan agar rasa kebencian dan permusuhan menjadi hilang dan berakhir.

“Dengan latar belakang itu, kami dan tokoh bangsa sepakat bahwa bangsa ini perlu diwadahi untuk berbicara terbuka, jujur, tanpa kebencian diantara elemen bangsa dan stakeholder lainnya di Republik Indonesia,” jelasnya.
Masih lanjut Zulkifli Hasan sebagai Pimpinan MPR, merasa bahwa keadaan seperti ini harus segera diatasi demi menjaga keutuhan NKRI yang berlandaskan Pancasila. Pimpinan MPR mengambil inisatif untuk melakukan refleksi kebangsaan sebagai forum curah rasa dan pendapat antara tokoh-tokoh masyarakat guna mencari pokok masalah dan solusi atas kondisi yang terjadi pada bangsa Indonesia saat ini. Insiatif yang dilakukan oleh Pimpinan MPR sejalan dengan Visi MPR Sebagai Rumah Kebangsaan Pengawal Ideologi Pancasila dan Kedaulatan Rakyat, dimana para Pemimpin bangsa idealnya bersikap tanggap dan cepat melihat adanya potensi perpecahan dan penyebarluasan sikap saling benci di masyarakat.

“Ini dimaksudkan sebagai forum curah rasa dan pendapat secara jujur dan terbuka untuk membangun sikap saling empati, pemahaman dan kebersamaan guna memperkokoh persatuan dalam ikatan kebangsaan Indonesia. Maka dari itu, forum ini tidak dalam format pertemuan ilmiah akademisi, melainkan dalam format dialog dari hati ke hati para tokoh masyarakat yang bersifat cair,” tandasnya.

Lebih lanjut forum curah rasa dan pendapat tokoh – tokoh nasional yang dipandu Mantan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu yaitu Prof Dr. Jimly Asshidiqie. Ia pun menyatakan semua tokoh harus bisa menyampaikan pendapat secara bergiliran. Namun diungkapkan Jimly, sependapat apa yang disampaikan Mahfud MD, harus ada keadilan sosial dan tidak sampai melebar. Karena bangsa ini adalah bangsa yang toleran dan memperbaiki diri bertepatan dengan bulan suci ramadhan, dengan membayar zakat fitrah.

Lebih jauh diungkapkan Tri Sutrisno, Wakil Presiden ke 6, bahwa bangsa Indonesia timbul dengan sejarah yang panjang, mulai kebangkitan nasional, sumpah pemuda, dan merumuskan UUD 1945 kembali ke Indonesia dari tangan penjajah. Namun disimpulkan Jimly harus ada check and balance. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *