1.214 Inovboyo, Pemkot Surabaya Raih Rekor MURI dan Predikat Kota Terinovatif Dua Tahun Berturut-Turut

  • Whatsapp

Surabaya, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menegaskan posisinya sebagai barometer inovasi nasional. Dalam acara Puncak Penganugerahan dan Pameran Inovasi Suroboyo (Inovboyo) 2025 yang digelar di Balai Pemuda, Rabu (17/12/2025), Surabaya resmi memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai “Kota dengan Inovasi Terbanyak dalam Satu Tahun”.

Rekor tersebut diberikan atas capaian luar biasa Pemkot Surabaya dalam menciptakan 1.214 inovasi hanya dalam kurun waktu satu tahun. Selain rekor MURI, Kota Pahlawan juga mempertahankan predikat sebagai Kota Terinovatif dengan peringkat pertama se-Indonesia dalam ajang Innovative Government Award (IGA) 2025 yang diselenggarakan Kemendagri pada 10 Desember lalu.

Mengusung tema “Inovasi untuk Peningkatan Kualitas Infrastruktur dan Mitigasi Bencana”, ajang Inovboyo tahun ini fokus pada solusi atas kondisi cuaca ekstrem dan bencana yang melanda beberapa wilayah Indonesia.

Atas prestasi tersebut, Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri, Yusharto Huntoyungo memberikan apresiasi tinggi. Ia menyebut inovasi Surabaya sangat kontekstual dengan kondisi Indonesia saat ini.

“Surabaya bukan hanya melakukan penanggulangan, tapi sudah ke tahap preventif atau pencegahan. Contohnya inovasi waste management untuk mengurangi banjir. Bahkan, inovasi dari para inovator muda Surabaya sudah dikirim sebanyak 10 unit ke Aceh untuk membantu penanganan bencana di sana,” ujar Yusharto.

Ia juga menekankan pentingnya pembudayaan inovasi sejak dini, yang terbukti di Surabaya melalui keterlibatan siswa tingkat SD hingga SMA dalam menciptakan solusi berupa teknologi.

“Hal ini membuktikan bahwa regenerasi berjalan dengan sangat baik di Kota Surabaya. Tentunya, kami berharap dari pemikiran mereka nantinya lahir lebih banyak inovasi yang berdampak untuk Indonesia, khususnya Surabaya,” imbuhnya.

Mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, M. Fikser, menegaskan bahwa inovasi di Surabaya bukan sekadar di atas kertas atau teknologi yang rumit, melainkan tentang manfaat nyata bagi warga.

“Inovasi harus memangkas birokrasi dan mensejahterakan warga. Bagi para pemenang, piala ini bukan akhir, tapi garis start. Tantangan sesungguhnya adalah implementasi untuk mengatasi banjir dan meningkatkan pendapatan UMKM,” tegas Fikser.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappendalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad menjelaskan bahwa inovasi sebanyak 1.214 terdiri dari 355 inovasi Perangkat Daerah (PD), sementara 859 inovasi berasal dari masyarakat, perguruan tinggi, hingga tingkat RT/RW.

“Ini membuktikan bahwa budaya problem solving sudah mendarah daging di sosial masyarakat Surabaya,” jelas Irvan.

Ia menambahkan, untuk memastikan keberlanjutan karya-karya ini, Pemkot Surabaya menggunakan konsep strategic matchmaking. Skema ini menghubungkan para inovator dengan dunia usaha (sektor privat) melalui program CSR agar inovasi tersebut dapat diproduksi secara massal dan memberikan nilai ekonomi bagi penciptanya.

“Hal ini sebagai bentuk konsistensi Pemkot Surabaya membangun peradaban kota yang berbasis riset, teknologi dan solusi nyata,” pungkasnya. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait