KEEROM – Dalam rangka memperingati hari integrasi Papua (Irian Barat) kedalam NKRI, Bendera berukuran raksasa di bentangkan di perbatasan Papua – Papua Nugini.
Bendera berukuran 120 x 80 meter ini, dibentangkan lebih dari seratus orang warga masyarakat yang mewakili tujuh suku di Papua, bersama warga masyarakat non Papuaa bersama TNI/ Polri.
Jhone Alberth Gembu, koordinator kegiatan pembentangan Bendera Merah Putih tersebut mengatakan, pembentangan bendera merah putih raksasa tersebut dimaksudkan untuk menegaskan bahwa warga masyarakat di wilayah perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini adalah warga Negara Indonesia.
“Kami warga Tapal Batas dengan di bentangkan bendera terbesar ini, maka kami adalah bagian dari NKRI, dan itu merupakan hal yang positif bagi kami,” kata Jhone, Minggu (1/5/2016).
Pihaknya juga berharap kepada pemerintah pusat dan daerah untuk memperhatikan kondisi masyarakat perbatasan, yang merupakan ujung tombak Negara.
“Kami meminta kepada semua elemen negara ini untuk memperhatikan kondisi kami di perbatasan, yang hingga saat ini jauh dari pembangunan seperti di daerah perkotaan atau daerah lainnya,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga mengecam aksi kelompok berseberangan yang mencoba memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI, yang menurutnya saat ini gencar dilakukan di dalam dan diluar negeri.
“Kami kecam apa yang dilakukan ULMWP (United Leberation Movement of West Papua,red), KNPB (Komite Nasional Papua Barat, red) atau yang lainnya di dalam dan diluar negeri, yang telah melakukan politik propaganda kepada masyarakat Papua. Apa yang mereka lakukan belum tentu merupakan aspirasi rakyat Papua, bisa jadi itu di boncengi kepentingan asing,” katanya.
Ratusan masyarakat tampak antusias saat membentangkan bendera raksasa tersebut, meski di guyur hujan semangat nasionalisme nampak dari wajah wajah mereka. (Edy Siswanto).
Caption foto : Masyarakat Perbatasan saat melakukan pengibaran Bendera raksasa di Perbatasan RI-PNG.