Jakarta | beritalima.com – Hadir sedikitnya 100 mahasiswa dari 10 Perguruan Tinggi Swasta di Hotel Luminor, Mangga Besar, Jakarta Barat mengikuti Pemantapan Nilai Nilai Bhinneka Tunggal Ika angkatan ke III Tahun 2025 dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta, Kamis (27/11/2025). Kegiatan itu dikemas dalam Forum Pembauran Kebangsaan diselenggarakan oleh Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan.
Demikian hal itu disampaikan oleh Ketua Panitia Penyelenggara Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi DKI Jakarta dalam pemantapan nilai nilai bhinneka tunggal Ika dan menghadirkan tiga narasumber.
Tiga narasumber diantaranya adalah, Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan, Umum Kementerian Dalam Negeri Ditjen Politik dan Pemerintahan RI (Rakhmad Rahadian, S.IP). Dengan membawa Materi : Pemantapan Wawasan Kebangsaan bagi Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045.
Narasumber kedua Dr. Drs. Drajat Wisnu Setyawan, MM salah seorang praktisi pembauran kebangsaan dengan materinya, peran tokoh etnis dalam merawat Nilai – nilai BhinnekaTunggal Ika dalam kehidupan bermasyarakat. Terakhir, Drs. Tumpal, M.M dari Pemerintahan Sosial Politik dengan materi yang disiapkan untuk mahasiswa adalah Makna nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika.
Lebih lanjut 10 Perguruan Tinggi Swasta, diantaranya adalah Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama 10 orang, Universitas Bung Karno 10 orang, Universitas Muhammadiyah Jakarta 10 orang, Universitas Pembangunan Veteran Jakarta 10 orang, Universitas Mercu Buana 10 orang, Universitas Bakrie 10 orang, Universitas Kristen Indonesia 10 orang, Universitas Budi Luhur 10 orang, STIA LAN RI Jakarta 10 orang, dan Universitas Trisakti mendelegasikan 10 orang mahasiswa.
Lebih jauh kegiatan itu, disampaikan langsung oleh Kepala Badan Kesbangpol ProvinsinDKI Jakarta, Muhamad Matsani. Salah satu konsensus dasar nasional negara kita, adalah Bhinneka Tunggal Ika yang secara harfiah diartikan sebagai “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Di dalamnya, bersemayam nilai Toleransi, Keadilan, Gotong Royong dan Kerukunan.
“Empat nilai dasar ini sangat fundamental sekaligus krusial, di tengah kemajemukan bangsa Indonesia yang memiliki ribuan Suku dan anak Suku, serta ratusan bahasa yang tersebar di seluruh pelosok nusantara,” tandasnya kepada adik adik mahasiswa.
Lanjutnya Forum Pembauran Kebangsaa dibuka oleh Kepala Badan, diungkapkan bahwa Nilai-Nilai Bhinneka Tunggal Ika menjadi pondasi sosial yang kokoh untuk membangun bangsa Indonesia yang bersatu dan berdaya saing, persatuan dan toleransi memungkinkan terciptanya stabilitas social dan politik yang kondusif dalam pembangunan ekonomi dan kemajuan nasional.
Hal tersebut menurutnya, menjadi dukungan kolektif dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Sebagaimana kita ketahui, pemerintah sudah menetapkan bahwa visi Indonesia Emas 2045 untuk membangun negara maju yang berdaulat, adil, dan makmur.
“Pemerintah telah menyusun konsensus dasar bangsa menuju Indonesia Emas 2045 agar visi ini terwujud. Salah satunya adalah nilai-nilai Sesanti Bhinneka Tunggal Ika,” terangnya.
Masih diungkapkan Muhamad Matsani, tujuan pembentukan empat konsensus dasar bangsa adalah untuk melindungi bangsa Indonesia, mencerdaskan generasi penerus bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan menjaga keadilan sosial.
“Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan generasi emas yang harus disiapkan sejak dini yaitu Generasi yang cerdas mau menerima perubahan, beriman dan bertakwa,” tandasnya.
Masih ditempat yang sama dijabarkan Matsani, pemimpin Negara Republik Indonesia saat di tahun 2045 merupakan anak bangsa yang saat ini sedang duduk di perguruan tinggi, Artinya, kepemimpinan di generasi emas 2045 akan dipegang oleh generasi Z, yang disebut juga Generasi Internet (I-gen) yang sudah mengenal betul dunia digital sejak dini.
“Adik-adik mahasiswa harus menjadi pemuda yang tangguh untuk Indonesia Emas, yaitu pemuda yang memiliki kualitas unggul dalam berbagai aspek, dan siap menghadapi tantangan global, untuk berkontribusi dalam pembangunan. Namun, selain itu pemuda juga dituntut untuk bijak dalam menghadapi globalisasi di tengah masyarakat yang multikulturalisme,” terangnya.
Karena berdasarkan asumsi yang dilontarkan Matsani, pengaruh globalisasi dapat berakibat terjadinya penurunan rasa nasionalisme atau rasa cinta tanah air. Hal ini dikarenakan gempuran budaya asing dari berbagai negara yang masuk di Indonesia dengan mudahnya diterima dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Jika hal ini terus-menerus terjadi, maka budaya, nilai, dan norma sosial yang ada akan merosok sehingga pemuda yang kelak meneruskan tonggak kepemimpinan akan mengalami penurunan kualitas atau daya saing dalam Sumber Daya Manusiaanya,” tandas Matsani.
Namun yang menjadi tantangan saat ini katanya, menjadikan keberagaman budaya, etnis, agama, dan nilai-nila dalam suatu masyarakat multikulturalisme itu sebagai kekuatan yang tentunya nanti bisa membawa kita pada persatuan dan kemajuan.
“Pemerintah Provinsi DKI Jakarya berharap kepada para generasi muda, agar selalu memiliki rasa nasionalisme dan cinta tanah air sehingga dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI, menciptakan harmonisasi atas pluralisme, etnis, suku dan Ras dalam bingkai Bhinneka Tunesal Ika dan menciptakan situasi kota Jakarta tetas aman, tenteram, damai dan kondusif,” harap Kepala Badan Kesbangpol DKI.
Pungkas Matsani, pentingnya peran nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang sangat krusial ini menjadi dasar persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keberagaman.
“Semboyan ini mengajarkan untuk menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan budaya, yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari, seperti saling menghargai dan bekerja sama, akan memperkuat fondasi masyarakat yang harmonis dan produktif,” pungkasnya.
Jurnalis : Dedy Mulyadi



![[1] Molly Tea Kini Hadir di Gandaria City](https://beritalima.com/wp-content/uploads/2025/11/1-Molly-Tea-Kini-Hadir-di-Gandaria-City-200x112.jpeg)




