SURABAYA, beritalima.com – Kota Surabaya kembali terpilih sebagai “tuan rumah” program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) atau Indonesian Arts and Culture Scholarship untuk tahun 2016. Selama 14 pekan ke depan atau sekitar tiga bulan, sebanyak 12 peserta BSBI dari 12 negara, akan belajar tentang seni budaya di Surabaya.
Kemarin, ke-12 peserta BSBI tersebut diterima Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di Balai Kota Surabaya, Senin (16/5). Turut mendampingi mereka, Kepala Subdit Sosbud Direktorat Diplomasi Publik Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementrian Luar Negeri RI, Tangkuman Alexander.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati menyampaikan selamat datang kepada 12 peserta program BSBI tersebut. “Atas nama Pemkot Surabaya, saya menyampaikan selamat datang di Surabaya. Selamat mempelajari seni budaya di Surabaya,” ujarnya.
Menurut Wiwiek, peserta program BSBI tersebut datang di saat yang tepat. Sebab, selama Mei ini, Pemkot Surabaya mengadakan berbagai macam kegiatan seni budaya untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-723. Diantaranya Culture Parade and Flower (pawai budaya dan bunga) yang akan digelar pada Minggu (22/5). Lalu, Festival Rujak uleg yang digelar sepekan kemudian. “Ada banyak kegiatan di Surabaya. Kalian nanti bisa ikut perform di acara Culture Parade and Flower. Juga bisa gabung di acara Festival Rujak Uleg,” sambung Wiwiek.
Sementara Kepala Subdit Sosbud Direktorat Diplomasi Publik Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementrian Luar Negeri RI, Tangkuman Alexander mengatakan, program BSBI diadakan setiap tahun sekali. Dan tahun ini merupakan tahun ketujuh, Surabaya menjadi ‘tuan rumah’ bagi peserta program BSBI.
“Kami sampaikan terima kasih kepada Pemkot Surabaya yang telah menerima kami. Kami menitipkan mereka di sini, termasuk nanti ke pengurus sanggar,” ujarnya.
Menurut Tangkuman, program BSBI merupakan program yang secara regular diselenggarakan Kementerian Luar Negeri sejak tahun 2003, dalam rangka mengoptimalkan people to people contact melalui pendekatan seni dan budaya, yang di masa depan akan berdampak positif dalam mengisi dan mengembangkan kerjasama di berbagai bidang. Program ini juga diharapkan dapat menyebarluaskan nilai-nilai dan gambaran yang lebih komprehensif mengenai keanekaragaman dan kehidupan bangsa Indonesia kepada masyarakat internasional, sekaligus memberikan kesempatan masyarakat Internasional untuk mempelajarai dan mendalami kesenian dan kebudayaan Indonesia. “Ini juga merupakan bagian dari upaya mengenalkan budaya kita ke luar negeri. Ada multi effect,” sambung dia.
Selama di Surabaya, 12 peserta program BSBI ini akan belajar tari Jawa Timur di TIDIF Art Center Surabaya, belajar Bahasa Indonesia di Universitas Wijaya Kusuma, belajar membatik di Rumah Batik Jawa Timur, pengenalan budaya daerah, wisata dan kostum daerah, juga pengenalan musik daerah Jawa Timur. Mereka berasal dari Timor Leste, Filipina, India, Slovenia, Fiji, Laos, Kazakhstan, Moldova, Papua Nugini, Thailand, Korsel dan Indonesia. “Saya sangat antusias dengan program ini. Saya tertarik untuk belajar menari,” ujar Domingas Da Silvia Costa Joaquim, peserta BSBI dari Timor Leste. (*)