14 Mahasiswa UNAIR Lakukan KKN di Lombok Timur Usai Gempa

  • Whatsapp
14 mahasiswa Universitas Airlangga berfoto bersama saat melaksanakan KKN di Lombok Timur

LOMBOK, beritalima.com|
Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu desa terdampak gempa 6,4 SR yang mengguncang Lombok pada 29 Juli 2018. Akibatnya, terjadi penurunan di beberapa sektor seperti perekonomian, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.

Berangkat dari permasalahan tersebut, sebanyak 14 mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) di bawah bimbingan bapak Dr. Abdul Samik drh., M.Si., berlayar ke Lombok Timur untuk melakukan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village (BV).
“Kami memiliki keinginan untuk membantu memulihkan pembangunan pasca gempa di beberapa sektor tersebut,” ungkap Bagus Nurhidayat, Koordinator KKN.

“Meskipun termasuk desa wisata, masalah sampah dan kesehatan benar-benar memprihatinkan. Apalagi semenjak gempa, banyak warga yang masih trauma juga. Penurunan penghasilan ekonomi hingga masalah pendidikan juga perlu perhatian lebih,” tambah Adyt Alkautsar, salah satu anggota tim KKN.

Program KKN di Lombok Timur ini adalah yang pertama kali dan berlangsung selama 21 hari. Berbagai program kerja disusun berdasar social mapping dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan warga setempat. “Kami juga memiliki program unggulan yang memiliki output jangka panjang, program tersebut dibagi menjadi dua jenis kegiatan, yaitu Jelajah Sembalun dan kegiatan pemberdayaan dan peningkatan potensi ekonomi lokal masyarakat,” tutur Bagus.

Program Jelajah Sembalun merupakan kegiatan pemberdayaan kepada anak-anak desa di sana dengan dua program, yakni Berugaq Baca dan Sembalun Heritage.”Berugaq Baca itu program pembuatan tempat baca untuk anak-anak. Kata berugaq diambil dari bahasa Sasak yang artinya saung atau gazebo. Berugaq Baca ini dibangun untuk meningkatkan daya literasi dan minat baca anak-anak di sini,” lanjutnya.

Sebelumnya, juga telah dilakukan bincang sejarah bersama anak dari Ketua Adat desa Sembalun Bumbung untuk kepentingan pembuatan dokumentasi sejarah desa. “Kami ingin mengedukasi anak-anak agar lebih mengenal sejarah desanya. Melalui program ini, anak-anak bisa berkenalan dan belajar budaya sambil bermain untuk memperluas wawasan mereka,” terang mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah itu.

Di bidang ekonomi, terdapat pengelolaan produk lokal, yakni biji buncis Sembalun menjadi makanan khas desa Sembalun Bumbung. Lebih lanjut, diberikan juga wawasan terkait cara pengemasan dan promosi produk lokal.
“Kami juga membantu produsen untuk membuat packaging atau kemasan agar lebih menarik dan membuat media untuk mempromosikan produk tersebut sehingga dapat meningkatkan harga jual,” imbuhnya.

Program KKN tersebut mendapat sambutan hangat dari warga. Bagus berharap dengan kedatangan mahasiswa UNAIR KKN di sana beserta program-programnya dapat membantu memulihkan kondisi warga desa Sembalun dan berdampak pada peningkatan di beberapa sektor. (yul)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *