KOTA MALANG, beritalima.com- Penyelenggaraan APEKSI 2017 yang sebagai tuan rumah saat ini Pemkot Malang, dinilai hanya menghambur hamburkan uang saja oleh Malang Corruption Watch (MCW). Hal itu juga juga dipertanyakan urgensi penyelenggaraan yang berlangsung pada 18 hingga 20 Juli.
Menurut Kepala Divisi Advokasi MCW Atha Nursasi Pemkot Malang telah melakukan pemborosan senilai Rp 15.7 miliar, hal itu berdasarkan perhitungan MCW sendiri jika dikalikan dengan jumlah peserta yang hadir.
“Angka itu sesuai dengan perhitungan sendiri, harusnya dana bisa berasal dari sponsor, bukan diambil dari APBD,” katanya, Rabu (19/7/2017).
Atha juga menegaskan harusnya kegiatan Apeksi hanya berlangsung sehari, namun saat inmy Pemkot Malang harus menanggung biaya selama tiga hari.
“Dua hari yang tersisa hanya digunakan untuk berfoya-foya, satu hari itu kegiatan efektif, acara makan malam dan pawai budaya, kan hanya kegiatan ceremonial saja,” tegasnya.
Untuk itu MCW merekomendasikan tiga poin yaitu agar Pemkot Malang lebih mampu memperhatikan titik urgensi dari pada penyelenggaraan Apeksi 2017.
Kedua menuntut Pemkot Malang transparan terkait jumlah anggaran yang digunakan untuk kegaitan Apeksi 2017. Terakhir meminta DPRD Kota Malang untuk lebih aktif dan tegas dalam melakukan kontroling terhadap eksekutif.
Terkait hal itu Kabag humas Pemkot Malang M Nur Widianto menegaskan bahwa kalau itu hitung hitungan sendiri tidak perlu ditanggapi, namun yang penting adalah bisa hitung berapa putaran uang yang didapat pelaku ekonomi Kota Malang.
“Bahkan juga sekitarnya termasuk pajaknya, data di kami mas, setiap delegasi bahwa anggota sekitar 100 (duta budaya dan duta pamerannya). Coba itu dikalikan 97 kota, lalu dikalikan masing masing untuk rata rata harga inap di hotel, kulinernya, oleh2nya, rental mobilnya, ke objek wisata, belanja ke pusat perbelanjaan Kota Malang selama 3 hari, dan itu dibayar mereka sendiri,” ungkap Wiwit sapaan akrab Kabag Humas, dihubungi via WA massanger, Kamis (20/07).
Dan itu menurutnya minimal 26 Milyar pemasukan atau nilai yang beredar di masyarakat, itu belum bicara pajaknya, juga belum berhitung price pesawatnya, belum lagi ditinjau dari aspek best practise yang ditiru atas keberadaan kampung warna warni, Glintung dan yang lainnya.
” Ini investasi sekaligs promo tersendiri, dan semuanya itu langsung dirasa masyarakat. Kegiatan itupun resmi, yang dihadiri oleh nara sumber ketua KPK, Jaksa Agung, Kepolisian, Mendagri hingga presiden,” paparnya.
Harusnya lanjut Wiwit sebagai warga kota bangga, karena dengan adanya kegiatan ini masyarakat Kota Malang diuntungkan, dan membawa dampak perekonomian yang positif.
“Warga Kota harusnya bangga, artinya giat ini mmberikan dampak eknomi yang positif,” tandasnya. (san)