BANGKALAN, Beritalima.com– Bencana banjir di Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan pada beberapa waktu lalu sempat merendam tanaman padi seluas 183 hektare hingga terancam puso atau gagal tanam. Bencana serupa juga terjadi di Kecamatan Kamal, Bangkalan yaitu 10 hektare tanaman padi terancam gagal tanam.
Meski tanaman padinya gagal tanam, para petani padi di 2 kecamatan tersebut tidak mendapat asuransi pertanian. Karena tidak terdaftar dalam asuransi pertanian yang difasilitasi pemerintah melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahorbun) setempat.
Kasi Pembiayaan Investasi dan Penyuluhan Dispertahorbun Kabupaten Bangkalan, Herlina Endah Tiaspangesti menuturkan, dari 18 kecamatan di Kabupaten Bangkalan hanya 8.535 petani dan 153 Poktan (kelompok tani) yang terdaftar dalam asuransi usaha tani padi bekerjasama dengan PT. Jasindo (Asuransi Jasa Indonesia).
Sementara, untuk pertanian tanaman padi di Kecamatan Arosbaya dan Kecamatan Kamal tidak terdaftar dalam asuransi usaha tani padi.
“Yang di Kamal dan Arosbaya, ternyata setelah kami survei disana tidak ter-cover dalam SK Jasindo itu, jadi kami tidak bisa memberikan asuransi itu,” jelasnya.
Dikatakan dia, berdasarkan laporan tim penyuluh tanaman padi seluas 183 hektare di Kecamatan Arosbaya tidak dikategorikan rusak. Pasalnya, kata dia, setelah air banjir surut tanaman padi tumbuh bagus.
“Setelah saya cek kesana, temen-temen penyuluh dan PUPT laporan ke kita tanaman padinya masih bagus, jadi setelah surut itu masih tumbuh lagi,” katanya.
“Jadi itu belum dikatakan puso, masih bagus-bagus ko’ tanamannya,” tambahnya
Menurut Herlina, rata-rata pertanian di Kabupaten Bangkalan tidak pernah mengalami kerusakan yang parah. “Jadi di Kabupaten Bangkalan ini nyaris tidak pernah yang rusak,” tandasnya. (Rus)