KUPANG, beritalima.com – Sebanyak 20 jurnalis di Kupang yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kupang, Jurnalis Warga Sasando Kupang dan pers mahasiswa mengikuti diskusi tematik terkait perubahan iklim untuk jurnalis.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Kristal Kupang, Kamis (2/10/2023) dibuka Ketua AJI Kupang Djemi Amnifu.
Dalam kegiatan ini, menghadirkan tiga narasumber, yakni Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Way Seputih Febrilia Ekawati, membawakan materi tentang Dampak Perubahan Iklim terhadap Perempuan dan Anak-anak dan kelompok rentan lainnya, Koordinator Divisi Organisasi AJI Indonesia Laban Abraham Laesila, membawakan materi tentang Peran Jurnalis untuk Menyuarakan Isu Perubahan Iklim di Indonesia, dan Direktur Bengkel APPeK Vinsensius Bureni, menyampaikan materi terkait Dampak Rapid Assessment El-Nino dan Advokasi Organisasi Masyarakat Sipil pada level tapak.
Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) Lampung, Febrilia Ekawati, mengajak jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kupang dan Jurnalis Warga Sasando Kupang bersinergi menyuarakan dampak perubahan iklim yang dialami masyarakat.
Dikatakan Febrilia, C4Ledger beranggotakan enam organisasi masyarakat sipil yakni YWKS Lampung, Bengkel APPeK NTT, YPPS Flores Timur, KONSEPSI NTB, Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) Sumatera Barat, dan TRANSFORM NTB.
“Jadi kami adalah organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam satu koalisi C4Ledger dibawa naungan South South North (SSN) Afrika dan VCA (Voices for Just Climate Action)”, kata Febrilia.
Ia mengatakan, kegiatan hari ini merupakan rangkaian kegiatan bersama VCA yang diselenggarakan oleh C4Ledger dibawa naungan SSN.
Tujuan dari diskusi tematik ini adalah untuk membawa suara aksi berkeadilan iklim ke permukaan melalui peran jurnalis dan jurnalis warga.
“Kegiatan kita hari ini adalah bagaimana suara untuk aksi berkeadilan iklim ini bisa diangkat oleh kawan-kawan jurnalis di Kupang”, kata Febrilia.
Ia juga menekankan pentingnya melibatkan aktor non-pemerintah dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
“Dengan melibatkan masyarakat, termasuk jurnalis, kita dapat membentuk massa kritis dari tingkat bawah yang akan menjadikan isu perubahan iklim sebagai prioritas. Para jurnalis memiliki peran penting dalam menyebarkan praktik-praktik adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang cerdas”, kata dia menambahkan.
Sementara itu, Ketua AJI Kota Kupang Djemi Amnifu, saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, betapa pentingnya kegiatan ini dalam meningkatkan kapasitas jurnalis di daerah, terutama kondisi NTT yang seringkali mengalami kekeringan yang berdampak serius pada berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Diskusi ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas para jurnalis dan jurnalis warga, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam meliput dan menyuarakan isu perubahan iklim, dan pada akhirnya mempengaruhi kebijakan pemerintah untuk mencegah krisis iklim. (L. Ng. Mbuhang)