beritalima.com – Setelah luncur pada Kamis, 8 November, pukul 13.30, di V Junction Lt 3 Ciputra World Surabaya, buku “Aku Memilih Bahagia” sudah sold out. Sebanyak seribu buku cetakan pertama yang diterbitkan Padmedia itu bahkan sudah hampir habis terjual sebelum acara peluncuran yang dihadiri 22 penulis. Respons yang sangat positif itu semula tak dinyana oleh Achidaivasti, salah satu penulis buku Serial “Hidup Ini Indah Beib” (HIIB) ketiga Seri “Single Fighter Woman.”
Sebab ia adalah penulis baru. Bahkan ia mengirim naskah di batas akhir penulisan buku serial yang digagas para penulis Wina Bojonegoro, Didi Cahya dan Heti Palestina itu. Penulis baru yang tergabung dalam HIIB seperti Sinta Candra Sari, Anieta Yu, Windy Caesar, dan Yoni Astuti, juga merasakan kekagetannya atas antusiasme pembaca yang membeli buku mereka. “Ini sangat membuat kami makin semangat untuk menulis lagi,” kata Nur Badriyah, penulis pemula di buku itu.
Menurut Yenni Sampoerno, penulis, nilai ketertarikan pembaca pada buku ini bisa jadi karena proyek buku kompilasi based on true story dari 22 perempuan ini terletak dari kejujuran yang diungkapkan dalam tulisan. Ini diakui Monique Aditya, Triyana Damayanti, atau Yanti S Sastro Prayitno yang tak malu menceritakan bagaimana mereka mengalami kehidupan di ‘zero ground’. “Tapi dalam buku, tergambar pula bagaimana masing-masing mencoba bangkit,” tambah Miming Merina, penulis.
Dikerjakan hampir memakan waktu dua tahun, para perempuan ini seolah ‘menebar virus’ bahagia. Semua hanya lewat bersuara dalam tulisan yang beragam kisahnya. Itu menurut Elde Firda, penulis, adalah untuk slef therapy awalnya. Psikolog itu bilang bahwa menulis bisa menyiasati kepahitan hidup yang sebenarnya penuh catatan baik. Ini berguna untuk saling memotivasi sahabat perempuan yang lain. “Kami menebarkan energi positif karena sesuai serialnya: Hidup Ini Indah, Beib,” tambah Dian Nafi, penulis, asal Semarang.
Diakui oleh Irmia Fitriyah, ia kini makin merasa asyik untuk terus menulis. Dalam buku, perempuan lajang penyintas hydrocephalus ini merasa bisa merasa bebas menuliskan sukanya selama melajang. Meski bertema tentang perjuangan single fighter woman, namun buku ini tak melulu bicara tentang kelajangan yang satu makna. Dijelaskan Angelia Merry yang single mom belasan tahun itu, kelajangan itu sejatinya melanda semua orang. “Setiap-tiap individu kan memang harus berjuang sendiri. So, single atau double akhirnya ‘single’ juga untuk fight,” katanya.
Keragaman makna lajang yang diulas dalam buku inilah dirasa Titie Surya -yang pernah menjanda lalu menikah tiga tahun lalu itu- sebagai sisi lebih “Aku Memilih Bahagia.” Bahkan ini semacam buku Chicken Soup for The Soul versi komunitas HIIB. “Sambutan dan respon dari buku ini sangatlah menggembirakan sekaligus mengharukan karena dianggap mempunyai kekuatan menginspirasi dan memberi semangat bagi teman-teman di luar sana yang mengalami peristiwa serupa,” tegasnya.
Selain habis dibeli, permintaan road show peluncuran buku ini juga mengalir. Setelah jadwal talk show di tiga stasiun radio Surabaya dan Malang, road show buku sudah ditunggu publik Lombok pada 28 November dan Malang pada 8 Desember. Menjelang momen itu, Padmedia kini sedang proses mencetak buku edisi kedua karena masih banyaknya permintaan pembelian buku. “Ini benar-benar seperti judulnya. Kami semua penulis merasakan bahagia karena bisa mendapatkan benefit dari gerakan komunitas HIIB ini dalam menebar virus bahagia,” kata Wina.
Untuk menandai peluncuran, ada talk show mengenai proses kreatif menulis buku dari cerpenis Vika Wisnu didampingi Heti Palestina Yunani sebagai editor buku. Penulis Syska La Veggie yang make up artist dan visual artist itu, mempersembahkan performance art yang sangat menarik tentang pelepasan belenggu pada perempuan. Selain book signing serta pembagian doorprize, yang tak kalah menariknya adalah ketika semua penulsi yang hadir melakukan fashion parade memakai busana kreasi penulis dalam warna ungu, warna dominan buku mereka. (*)