WONOSOBO, beritalima.com – Paragliding Championship Trip Of Indonesia (TroI) digelar di Wonosobo, sejak 14 – 16 September 2018 dalam rangkaian Kejurnas Paralayang yang sebelumnya diadakan di Kemuning, Karanganyar awal Agustus lalu. Acara ini juga rangkaian Hari Jadi kota wisata ini ke-193 tahun. Venuenya berada di Bukit Kekeb di Desa
Wisata Lengkong Kecamatan Garung.
Menurut Teguh Raharjo, Deputi Kemenpora Bidang Pariwisata dan Rekreasi mengatakan dengan adanya event ini kedepannya diharapkan KONI Wonosobo bisa mengambil kesempatan untuk bisa semakin mengenalkan dan menciptakan atlet paralayang yang handal dari Kota Carica ini.
Lanjut dia, jangan takut menjadi atlet pasalnya Pemerintah sangat mendukung bila ada yang mampu mengharumkan nama bangsa. “Buktinya beberapa waktu lalu para atlet Asean Games mendapatkan hadiah yang tidak sedikit.” Tambahnya.
“Selain itu, Kejuaraan Paralayang tingkat nasional ini sebagai upaya lebih mengenalkan Kota dingin ini sebagai destinasi wisata yang layak dikunjungi bagi para wisatawan lokal maupun manca negara.” Tutup Teguh.
Pada kesempatan sama, Ketua panitia Nurcholis melalui Hardi mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan Kemenpora ditunjuk sebagai tuan rumah even kejuaraan ini sehingga berimbas positif bagi Wonosobo.
“Adanya kejuaraan ini semakin banyak masyarakat mengenal olahraga paralayang. Dan semoga para generasi muda kota ini dapat bergabung dengan komunitas olahraga ini karena tempat dan waktu latihan telah tersedia juga instrukturnya.” Jelas Hardi.
Pada Troi seri ke-3 ini diikuti 225 peserta dari Indonesia dan 3
peserta dari Korea.
“Diantaranya Ike Wulandari dan Reza Z Kambey berasal dari Jatim, Thomas Widiananto, Hening Paradigma, dan Dr. Elisa Manueke dari Jateng. Mereka semua atlet Asean Games. Sedangkan dari Korea diantaranya Joonseok Park, Dong Jin Lee dan Jihee Yoo.” Tambah Hardi.
Seperti dilansir dari magelangekspres.com, lokasi perlombaan di Bukit Kekep mempunyai take off level 1, level 4a, dan 4b dengan ketinggian puncak 1700 mdpl.
Even TRoI kali ini merupakan kerjasama Kemenpora, FASI, Dinas Pariwisata Wonosobo, Paralayang Wonosobo, dan Desa Lengkong. Total hadiah yang diperebutkan untuk 6 etape diperkirakan mencapai Rp. 68 juta.
Ketika disinggung mengenai venuenya Isna mengatakan Wonosobo sebagai kota yang sangat indah dan bersahabat untuk dikunjungi.
“Sedikit masukan mengenai lokasi perlombaan masih perlu dipikirkan tempat landingnya yang sempit dan berdekatan dengan pemukiman, dikuatirkan jika kondisi anginnya kurang bersahabat akan membahayakan para penerjun.” kata peserta dari Bogor ini sambil beristirahat.
Sementara itu, masyarakat memberi apresiasi adanya even kejuaraan ini, salah satunya Sutanto.
“Kami baru pertama kali melihat langsung event seperti ini, semoga pada tahun-tahun yang akan datang diadakan lagi sehingga olahraga ini lebih dikenal.” Tutur pengunjung dari Desa Banaran Kecamatan Garung ini. (Nur / Budi)