SURABAYA, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya telah mengumumkan 500 RW di Kota Pahlawan, yang lolos verifikasi tahap 1 lomba Surabaya Smart City (SSC) Tahun 2022. Oleh karena itu, DLH memberikan penguatan pada 500 RW terpilih melalui workshop “Laju Timbulan Sampah dan Upaya Pengurangan Sampah” di Gedung Graha Widya Universitas 17 Agustus 1945, Selasa (30/8/2022).
Kepala DLH Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, kali ini SSC telah melakukan penilaian dan workshop tahap pertama. Sebab, selama dua tahun terakhir, kegiataan SSC sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Maka, pada perhelatan tahun 2022, animo masyarakat sangat meningkat, yakni diikuti oleh 1.360 RW di seluruh Kota Pahlawan.
“Kemudian kita lakukan penyaringan secara administrasi, ada 700 RW. Pada penilaian tahap pertama, kami melakukan penyaringan kembali menjadi 500 RW. Jadi, 500 RW inilah yang kami berikan workshop mengenai lingkungan,” kata Hebi sapaan akrabnya.
Hebi menjelaskan, workshop tersebut tidak hanya membahas tentang lingkungan saja. Melainkan upaya penanganan limbah sampah hingga pembuatan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal. Karena fokus SSC tahun 2022 ini, merupakan kesehatan, lingkungan dan pendidikan, tetapi juga mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Kota Surabaya.
“Bagaimana menghubungkan lingkungan dengan ekonomi kerakyatan, sehingga berjalan beriringan. Workshopnya juga demikian, tentang cara mengolah, mengenal karakteristik sampah, dan menghitung sampah. Maka, bisa menimbulkan dampak positif dari segi ekonomi,” jelas dia.
Sebab, menurut Hebi, dampak positif dari segi ekonomi yang digaungkan, bisa melalui budidaya atau ternak maggot dan bank sampah. Sehingga, ekonomi kerakyatan bisa tumbuh untuk mengentaskan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Setelah 500 RW ini, akan ada penilaian tahap kedua yang akan disaring menjadi 150 RW. Nantinya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, melalui DLH akan memberikan stimulus dari APBD untuk 150 RW yang lolos. Setelah itu, akan kembali digelar workshop untuk kembali dilakukan penilaian, untuk kandidat juara dari beberapa kategori,” ujar dia.
Meski demikian, Hebi mengaku bahwa kandidat juara dalam perhelatan SSC tahun 2022 merupakan mampu memberikan perubahan besar di lingkungannya. Yakni, kesehatan, lingkungan, pendidikan, pengembangan digital, pengentasan MBR, hingga pembuatan IPAL.
“Jadi yang punya upaya besar itu bisa menjadi kandidat juara. Saya sudah memberikan petunjuk, bahwa yang juara harus memiliki IPAL,” ungkap dia.
Lebih lanjut, Hebi menerangkan, IPAL komunal diharapkan bisa membantu masyarakat untuk meminimalisir limbah rumah rumah tangga yang langsung terbuang ke sungai. Karena, surfaktan (senyawa kimia) sebagai bahan baku dari deterjen dan sabun, jika masuk ke sungai saat ada turbulensi, maka akan menyebabkan timbulnya busa di sungai.
“Yang menggunakan sabun, deterjen dan lainnya, semuanya masuk ke selokan dan mengalir ke sungai. Seharusnya, harus diolah dulu, agar tidak menimbulkan busa di sungai,” terang dia.
Ia tak memungkiri, jika masyarakat mengaku kesulitan mencari lahan untuk penempatan IPAL Komunal. Ia menyarankan, agar penempatan IPAL komunal bisa digunakan di bawah jalan untuk pengolahan limbah. “Tentunya kami memerlukan kolaborasi dengan warga, agar masalah ini segera teratasi,” ujar dia.
Dalam perhelatan SSC tahun 2022, Pemkot Surabaya turut menggandeng perguruan tinggi di Kota Pahlawan. Sebab, para mahasiswa akan dilibatkan langsung menjadi bagian dari Event Organizer (EO) atau pengelola suatu kegiatan (Mengorganisir Acara) untuk membantu pengecekan data.
“Karena terkadang data awal yang kita dapat tidak sesuai dengan yang dituliskan, maka mereka dilibatkan untuk melakukan pendataan agar mempermudah penilaian. Kami berharap masyarakat memiliki inovasi, serta bisa memaksimalkan pengembangan teknologi pada aplikasi buatan Pemkot Surabaya. Dalam hal ini masuk kedalam kategori Smart,” pungkasnya. (*)