KUPANG, beritalima.com — Sebanyak 56 peserta fashion shwo kategori anak tampil memukau di ajang Festival Budaya Kelurahan Batuplat, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Puluhan anak ini tampil dengan gaya mereka masing-masing dalam lomba yang berlangsung di Lapangan Kelurahan Batuplat, Kamis (29/8/2024).
Ratusan warga yang hadir di lapangan Batuplat menyaksikan langsung penampilan anak-anak dalam lomba festival budaya.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Kupang Margarita Salean. Hadir pula Lurah Batuplat Yerri Octavianus, Camat Alak Yulianis Willem Pally, serta tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda.
Ketua Panitia Festival Budaya Kelurahan Fatukoa Ever Abineno mengatakan, tujuan Festival Budaya Kelurahan Batuplat ini adalah bagaimana mempererat persaudaraan sesama warga Batuplat, dan melestarikan budaya yang ada di NTT dan khususnya Kota Kupang.
Selain itu, juga menumbuhkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Kelurahan Batuplat. Dimana kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, yakni Kamis dan Jumat.
Ada beberapa perlombaan dalam festival budaya ini, yaitu Fashion Show untuk kategori anak-anak usia 6 – 12 tahun, dan kategori anak usia 12 – 16 tahun. Selain itu, juga ada Line Dance yang diikuti 12 peserta, yang judul lagunya Ikan Naik di Pantai. Dan, juga tarian Pado’a, tarian Ja’i, Kebalai, Ronggeng.
Dikatakan Ever Abineno, dalam event festival budaya ini melibatkan puluhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) setempat.
Sementara itu, Lurah Batuplat Yerri Octavianus mengatakan, festival budaya ini sudah menjadi agenda pemerintah Kota Kupang lewat Dinas Pariwisata Kota Kupang bekerja sama dengan pihak kecamatan dan kelurahan.
Lurah Yerri Octavianus menambahkan, tujuan Festival Budaya ini adalah semakin mencintai budaya dan juga menjalin budaya-budaya lokal yang hampir terlupakan untuk terus dilestarikan.
“Karena itu, sasaran kita adalah memulai dari usia anak SD hingga lansia, aemua turut mengambil bagian dalam lomba ini agar semua mengingat dan juga terus mencintai budaya-budaya yang ada di Kelurahan Batuplat”, kata Yerri Octavianus menambahkan.
Ia mengatakan, latar belakang Kelurahan Batuplat ini majemuk, terdiri terdiri dari suku, agama, dan etnis.
“Jadi ini kekayaan yang perlu dijaga dengan hal-hal budaya. Karena dengan budaya ini semakin merekatkan persaudaraan, dan juga menjauhkan hal-hal yang sifatnya negatif”, kata dia menambahkan.
Menurut dia, antusias masyarakat terkait budaya sangat luar biasa. “Bukan hari ini saja. Event ini sudah dilaksanakan sejak enam tahun saya menjabat Lurah kurang lebih enam tahun secara berturut-turut dalam berbagai bentuk, tetapi nuansa adalah budaya. Ini sudah menjadi agenda rutin kami di Kelurahan Batuplat”, katanya.
Kepada pemerintah Kota Kupang, kata Yerri, tentu ini hal yang baik. “Kami berterima kasih sudah mensupport. Tentu ini kekuatan dari sebuah pemerintah dalam ini di tingkat paling bawah dalam hal ini kelurahan dan RT dan RW. Disinilah kita berhadapan dengan berbagai kekayaan lokal termasuk budaya”, katanya.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Kupang Margarita Salean, ketika membuka Festival Budaya mengatakan, melestarikan budaya yang kita miliki, sekaligus meningkatkan akan pentingnya warisan budaya agar tetap dilestarikan dan menjadi kebanggaan generasi muda. Dan, dapat dikembangkan menjadi potensi budaya untuk mendukung pariwisata lokal serta ekonomi kreatif daerah. Hal ini berpengaruh positif terhadap berbagai sektor lainnya, termasuk sektor ekonomi yang membangkitkan UMKM setempat.
Dikatakan Margarita Salean, mengatakan, pariwisata mempunyai karakteristik pelestarian alam, budaya dan seni. Jika makin dilestarikan maka akan bisa mensejahterakan masyarakat di sekitar lokasi pariwisata.
Festival Budaya yang diadakan dapat membangkitkan dan menggairahkan budaya lokal yang merupakan modal dasar kepariwisataan di NTT. (L. Ng. Mbuhang)