Sebanyak 76 peserta, terdiri dari 39 personel TNI dan 37 personel United State Pacific Command (USPACOM) yang tengah mengikuti Latihan Bersama “Gema Bhakti 2017” menggelar diskusi Course of Action bantuan kemanusiaan terhadap negara yang terkena bencana, bertempat di Mutiara Room Hotel Ritz Carlton Jakarta, Selasa (12/9/2017).
Latihan Bersama “Gema Bhakti 2017” yang diselenggarakan oleh Kepala Staf Gabungan dan Staf Latihan antara TNI dengan USPACOM selama 10 hari (4 s.d. 14 September 2017) di Jakarta-Indonesia, mengambil tema On Maritime Security And Humanitarian Assistance / Disaster Relief.
Sebelumnya, para peserta menerima pengarahan dari Combined Task Force Commander Gema Bhakti 2017 Kolonel Inf Budi Handoyo tentang hal-hal yang harus dilaksanakan pada saat melaksanakan simulasi latihan Course of Action.
Dalam Skenario latihan Course of Action bantuan kemanusiaan yang dilaksanakan 76 peserta “Gema Bhakti 2017” tersebut, diperumpamakan suatu negara bernama Isla Del Sol terkena bencana badai yang begitu dahsyat, sehingga membutuhkan bantuan kemanusiaan dari negara lain.
Dalam Course of Action ini, didiskusikan skenario latihan tentang rencana taktik bantuan kemanusiaan di negara yang terkena bencana dari berbagai unit seperti bantuan medis, distribusi logistik dan lain-lain, termasuk pemetaan bahaya dan perangkat-perangkat yang akan dikerahkan serta para pengambil kebijakan baik pada pengiriman dan penerimaan bantuan kemanusiaan kepada negara yang terkenca bencana.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa tujuan latihan Gema Bhakti 2017 adalah untuk meningkatkan koordinasi kemampuan militer Indonesia dengan Amerika Serikat serta unsur pemerintah, termasuk organisasi non pemerintah lainnya, mengatur dan mengintegrasikan pemberian dukungan militer bagi negara yang terkena dampak bencana ke dalam MNCC(Multi-National Coordination Center),meningkatkan pengembangan profesional melalui perencanaan operasional HADR (Humanitarian Assistance / Disaster Releif atau Bantuan Kemanusiaan Penggulangan Bencana) bilateral sesuai dengan metode penanggulangan bencana internasional.
Sedangkan sasaran latihan diantaranya, adalah membangun kemampuan militer Indonesia dan Amerika Serikat menghadapi tantangan melalui misi tanggap kemanusiaan dan penanggulangan bencana dengan penyempurnaan interropabilitas dan respon latihan bersama; meningkatkan perencanaan operasional secara bersama untuk memberikan dukungan militer yang efektif dikawasan regional guna melindungi kepentingan umum; meningkatkan koordinasi peran militer dan mendukung badan pemerintah serta organisasi non pemerintah lainnya; serta meningkatkan kemampuan dalam peran pendukung untuk mengatasi insiden kejahatan Transnasional, Terorisme, Humanitarian Assistance Disaster Releif dan Keamanan Maritim.