JAKARTA, beritalima.com – Di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi negara, baik dari sisi pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan lingkungan, banyak juga bermunculan sosok-sosok muda inspiratif yang menginisiasi perubahan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Lebih lanjut, berkenaan dengan peringatan 91 tahun Sumpah Pemuda, SDG PIPE 2019 memberikan penghargaan bagi 10 inovasi karya anak bangsa. Hal ini pun katanya mengingat ungkapan yang pernah dilontarkan Presisen RI Pertama Soekarno, yang menyatakan, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan ku cabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia”.
Quote ini kata Fonnyta, dapat dijadikan refleksi Sumpah Pemuda dengan tema ‘Bersatu Kita Maju’ sebagai simbol bersatunya semua elemen pemuda bangsa Indonesia dalam mewujudkan visi kepemimpinan Nasional Bangsa yakni SDM unggul. Hal ini menurutnya, sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh SDG PIPE (Sustainable Development Goals Pemuda Indonesia Penggerak Perubahan), sebuah program untuk mengidentifikasi dan mendorong potensi pemuda penggerak perubahan di Indonesia, agar mereka dapat merealisasikan inovasi berdampak sosial di masyarakat,” imbuh Fonnyta Amran, Ketua Konsorsium SD PIPE 2019, Senin (28/10/2019) di One Pasific Place, di kawasann SCBD, Jakarta.
Fonnyta pun mengatakan, Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya alam maupun manusia, namun masih ditemui banyak masalah di berbagai bidang seperti lingkungan, pendidikan, kesejahteraan maupun kesehatan. Lanjutnya, diperlukan pemuda – pemuda yang memiliki pemahaman baik terhadap komunitas mereka, kemampuan mengatasi masalah yang inovatif, dan semangat yang tinggi untuk menggerakkan perubahan.
Dalam Awarding SDG PIPE 2019 yang dilakukan di Ruang Komunal Indonesia ini diberikan apresiasi kepada 10 inovasi kategori digital dan nondigital dari berbagai daerah di Indonesia, diantaranya adalah Aceh, Jakarta, Pontianak, Malang, Bali, Papua, Tanggerang, Purbalingga, Indramayu, Bali. Mudah-mudahan katanya, bisa menjadi inspirasi bagi pemuda Indonesia lainnya untuk bisa berkontribusi bagi Negara sekaligus untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Program ini disponsori Baznas Indonesia, Bank Mandiri, TIFA Foundation, Daya Dimensi Indonesia, Yayasan Sahabat Multi Bintang dan Medco Foundation.
Hal lain ditambahkan Abri Eko Noerjanto, Asisten Deputi Bidang Kemitraan dan Penghargaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga menjelaskan bahwa kegiatan itu adalah kegiatan yang dilakukan anak muda agar memiliki platform untuk pengembangan dirinya sekaligus berkontribusi kepada masyarakat.
“Kalau di Kemenpora program ini sudah berjalan, dan saya sampaikan tadi harus ada kolaborasi ke depan. Misalkan si A sudah dapat penghargaan tidak boleh dapat lagi dan harus gantian, sementara anak muda Indonesia berjumlah 63 juta orang, makanya harus jelas,” jelasnya.
Namun dijelaskan Abri terhadap anak muda yang telah mendapat apresiasi dari SDG PIPE, tidak boleh mendapat lagi kendatipun boleh dapat lagi tapi gridnya harus tinggi dan atau ada capaian yang lebih itu dibolehkan. Sementara anak – anak muda yang telah mendapat penghargaan dari SDG PIPE, tidak perlu harus memikirkan harus ditempatkan dimana. namun diterangkan Asdep Kemitraan dan Penghargaan Pemuda itu, pertama orangnya aktif dan pelopor biasanya.
“Kita suport saja perkembangan mereka tidak harus meletakkan, jadi gak harus begitu. Mereka orang aktif yang punya arah kemana, kalau mau support support tapi engga harus menempatkan jadi duta, yang jelas kita pantau kegiatannya. Kalau perlu kita ajak kolaborasi, untuk melakukan duplikasi kegiatan lainnya dan seterusnya, semacam itu aja. Bisa jadi duta kalau ada program itu boleh, namun kalau di kemenpora kalau diundang sebagai nara sumber untuk memotivasi anak – anak muda yang lain,” tandasnya. ddm