JAKARTA, beritalima.com | Seminar dan lokakarya yang diselenggarakan oleh Gerakan Muda Ono Niha (Gemoni), yang dibidani langsung oleh Ketua Umumnya Focus Hanifah, merupakan bukti 93% masyarakat Kepulauan Nias memilih Jokowi, kiranya ada umpan balik untuk menggerakkan perekonomian dan memperbaiki infrastruktur agar lima tahun kedepan tidak ada apa – apa.
Demikian hal itu disampaikan Fatizaro Hulu, Wakil Ketua DPRD Kepulauan Nias Utara, dari Fraksi Gerindra, saat Semiloka Kepulauan Nias Pasca Pemilu tentang Peluang dan Tantangan Pendidikan Indonesia untuk Membangun SDM Premium, Sabtu (13/7/2019), di Gedoeng Joeang 45, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat.
Selain dihadirkan kader Gemoni, hadir pula tokoh nasional asal Kepulauan Nias yang memiliki disiplin ilmu yang berbeda, diantaranya adalah Firman Jaya Daeli seorang politisi nasional dengan mengambil topik Politik Kebangsaan Indonesia, Dr. Edison Hulu seorang ekonom dengan mengambil topik Perspektif Ekonomi Nasional dan Kepulauan Nias, dan Yupiter Gulo seorang akademisi dengan mengambil topik Sosial Budaya Sebagai Landasan Pendidikan.
Hal menarik dalam semiloka tersebut, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nias Utara yang tiga periode terpilih sebagai anggota legislatif hingga sekarang, menekankan adanya tiga isyu penting pertama mengenai pengembangan ekonomi lokal yang tidak unsich pada perekonomian primitif. Kedua mengenai kulitas pendidikan tidak sebatas mencari gelar akan tetapi menciptakan kualitas pendidikan yang berdaya saing, dan ketiga mengharapkan adanya kreatifitas pemuda di Kepulauan Nias perlu dipikirkan.
Yang penting bagi dia, musuh yang paling dirasakan bersama adalah kemiskinan dan ketidakadilan di Kepulauan Nias jika dilihat dari sisi ekonomi. Kendati dalam sistem perekonomian dinilainya sudah bagus tapi dari sisi pendidikan yang sosial budayanya merupakan bagian daripada peradaban, harus menitikberatkan pada kualitas pendidikan. Itulah menurut keterangan Fatizaro Hulu yang menjadi kegelisahan Gemoni baik yang ada di Kepulauan Nias maupun di luar Kepulauan Nias.
Lebih lanjut dikatakan Fatizaroh terhadap perekonomian primitif karena dari tahun ke tahun selalu menyadap karet dan kopra, yang seharusnya ada bentuk perekonomian lain yang harus dikembangkan. Setidaknya bisa melakukan diversifikasi tanaman holtikuktura walaupun dalam bentuk pemasarannya hanya tingkat lokal tapi baginya tidak peduli Kepulauan Nias dikelilingi oleh lautan. Oleh karena itu perlu adanya kekuatan dari masyarakat dan pemerintah untuk mengembangkan ekonomi lokal.
Masih lanjut politisi partai Gerindra mengenai kualitas pendidikan, perlu mengupgrade kualitas pendidikan yang tidak kualified, yang penting bagi masyarakat Kepulauan Nias, jadi sarjanan terlebih dahulu dan tidak memikirkan harus menjadi Profesor, Doktor dan lain sebagainya seperti yang tinggal di Jakarta. Bahkan di Kepulauan Nias dosen – dosennya tidak ada yang Profesor dan Doktor melainkan dosen S2 biasa.
“Kalau mau mengabdi jadi Profesor, di Nias banyak perguruan tinggi,” tandasnya. (ddm)