SURABAYA, Beritalima.com-
Anggota DPRD provinsi Jatim Abdul Halim mengakui bahwa masyarakat Madura, terutama yang berada di pedesaan dan daerah terpencil, masih susah untuk diajak bersekolah.
Bagi mereka pendidikan tidaklah terlalu penting, hanya menempuh pendidikan di sekolah dasar, bahkan seringkali tidak sampai lulus, bagi mereka yang penting tidak buta huruf, sudah cukup.
Pekerjaan yang mereka tekuni secara turun temurun adalah berdagang. Dengan berdagang inilah mereka bisa bertahan hidup, bahkan banyak masyarakat Madura yang sukses setelah merantau ke daerah lain hanya berprofesi sebagai pedagang.
Meskipun demikian, di BPS (Badan Pusat Statistik) masyarakat Madura menempati urutan pertama yang terendah IPM (Indeks Pembangunan Manusia) nya di Jawa Timur.
Menanggapi fenomena tersebut, ketua komisi D DPRD provinsi Jatim ini menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya untuk membangkitkan semangat belajar kepada seluruh masyarakat Madura.
“Terutama karena saya sebagai ketua Ikatan Alumni Keluarga Universitas Gajah Mada (UGM) yang ada di Bangkalan ini, kami tidak pernah berhenti memberikan program-program dalam rangka untuk terus mengajak anak-anak menempuh pendidikan lebih tinggi. Kami dengan teman-teman di internal IKA UGM itu betul-betul bekerja luar biasa memberikan edukasi, mengajak masyarakat mencintai sekolah dan mencintai ilmu pengetahuan,” terang legislatif Dapil Madura ini.
Halim menceritakan bahwa pihaknya memperkenalkan diri, lalu bekerja sama dengan SMA-SMA untuk mengajak para siswa SMA ini mengedukasi teman-teman mereka yang tidak bersekolah, agar mau kembali bersekolah.
Halim juga memberikan fasilitas beasiswa kepada putra-putri Madura yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan dari SD, SMP dan SMA atau SMK.
“Selain memberikan beasiswa untuk pendidikan dari SD SMP dan SMA atau SMK, kami bekerjasama dengan SMA-SMA dengan memberikan kuota beasiswa, yang berhasil dicakup untuk masuk program beasiswa di perguruan tinggi. Kuota UGM sekarang 40% untuk program S1,” tegasnya.
“Regulasi yang baru kita juga lagi mendorong beasiswa di satu Kementerian terkait, di fakultas kedokteran. Mudah-mudahan harapan kami bisa terwujud, mohon bantuan doanya. Lulusan kedokteran bisa di tempatkan di Masalembu, di pulau-pulau terpencil di sekitar Madura. UGM sekarang sudah bekerjasama dengan rumah sakit di Pamekasan,” sambung politisi partai Gerindra ini.
Halim menegaskan, dengan dorongan program pelatihan, bagaimana ruang fiskal di desa itu
bisa dinikmati oleh masyarakat. Karena itu pihaknya tidak akan pernah lelah untuk terus mendorong, mengedukasi, mengajak masyarakat untuk mencintai ilmu pengetahuan dengan menempuh pendidikan setinggi mungkin.
“Kami tidak akan pernah berhenti untuk mengajak masyarakat, orang-orang tua, mungkin kakeknya, bahkan saya mencontohkan, saya ini orang tua tidak lulus sekolah, tapi hari ini saya bisa menjadi anggota dewan karena apa, ya karena saya terus punya kemauan bersekolah formal. Saya bilang urusan sekolah informal itu enggak apa-apa, itu sebagai hadiah dalam rangka untuk mendapatkan ilmu pengetahuan atau skill dalam menghadapi tantangan di era globalisasi,” tukasnya.
Halim menuturkan, dalam rangka untuk mengikuti jenjang-jenjang karir, misalnya menjadi pegawai atau seorang yang profesional, harus memiliki pendidikan formal.
“Jadi kalau bermimpi dan bercita-cita itu yang setinggi langit. Karena kalaupun tidak nyampai ke langit, paling tidak kita sampai di bintang dan bulan. Saya sampaikan kepada generasi milenial jangan pesimis untuk terus berjuang dan mengejar mimpi-mimpi nya. Orang-orang Madura yang berhasil dan sukses itu karena mereka menyadari bahwa mereka harus hidup lebih baik, harus berjuang lebih keras, harus rajin belajar dan tidak boleh putus asa,” pungkasnya .(Yul)




