Abidin, Ahli Kaligrafi Klasik Tiongkok Pemegang Rekor MURI

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com- Abidin Tane (Chin Lik Hui) usia 83 tahun, pakar Kaligrafi klasik Tiongkok asal Medan menyambut Imlek tahun Tikus logam 2020 dengan mengadakan pameran seni Kaligrafi dari tanggal 4 Januari sampai 2 Februari 2020 di City Walk Gajahmada seberang Mall Lindeteves Glodok, Jakarta Kota.

Didampingi istrinya yang setia bernama Huang Lie (Lili Iskandar) asal Bandung kelahiran 76 tahun yang lampau. Sepasang suami istri sangat fokus di bidang seni lukis kaligrafi Klasik Tiongkok. Puluhan tahun waktunya saat remaja menekuni dan mempelajari ilmu menulis kaligrafi bahkan di usia yang tidak begitu muda sekitar tahun 1998 kembali menempuh pendidikan lanjutan untuk memperdalam seni Kaligrafi Klasik Tiongkok di Beijing.

Kecintaannya pada seni kaligrafi dan tanah tumpah darah Indonesia membuatnya senantiasa mengadakan pameran kaligrafi hasil karyanya di Mangga Dua Square, Hotel Borobudur, Central Park, Karawaci Supermall, Mall off Alam Sutera, Citywalk Gajahmada dan lain-lain.

Dari penuturan istrinya mereka punya 3 anak yang saat ini sudah besar dan bermukim di Amerika. Mereka berdua telah mengelilingi separuh dunia dalam rangka travelling termasuk pameran kaligrafi. Pernah memecahkan Rekor MURI Nasional dan Internasional dengan guratan tintanya melukis huruf Kaligrafi Naga sepanjang 21 meter.

Huang Lie (Lili Iskandar) menguasai bahasa Inggris aktif dan bahasa Mandarin dalam setiap lawatan dan perjalanan kehidupannya sering menulis artikel dalam bahasa Mandarin yang kemudian dibukukan berisi ratusan tulisan tangannya terkait pengalaman kehidupan. Buku tersebut kemudian dicetak sampai 1000 exemplar namun hanya dibagikan kepada kenalannya yang berada di beberapa kota. Huang Lie juga walaupun usia sudah menginjak yang ke 76 tahun namun daya ingatnya masih kuat dan tajam. Masih bisa mengingat dan menulis dengan jelas 100 Marga Etnis Tionghoa yang umum dipakai oleh etnis Tionghoa dari keseluruhan 300 marga yang ada di dunia.

Abidin Tane berharap suatu saat ada sekolah khusus yang mempelajari Seni Klasik penulisan Kaligrafi untuk melestarikan budaya agar jangan sampai punah kedepannya. Kaligrafi adalah tulisan indah dengan menggunakan pena, kertas, kuas khusus mengandung informasi memiliki nilai seni dan budaya. Dan melatih kesabaran dan pengendalian diri serta ketelitian bagi para penulisnya. Diperlukan waktu sampai berpuluh tahun lamanya dari seorang pemula penulis kaligrafi menjadi ahli kaligrafi yang mumpuni mengingat satu kata tulisan dalam bahasa Mandarin memiliki beragam arti/makna. (Lily).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *