SEREMONI penyerahan CSR yang berlangsung di Ruteng. Hadir Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho Bupati Manggarai Herybertus GL Nabit, serta pihak Yayasan Karya Murni yang dan Yayasan Karya Bakti Panti Renceng Mose. (Foto: Istimewa)
RUTENG, beritalima.com – PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (PT BPD NTT), Jumat (3/3/2023) menyerahkan tanda cintanya berupa dana Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp100 juta kepada dua lembaga di Ruteng, Kabupaten Manggarai, yakni SLB Karya Murni Ruteng dan Klinik Rehabilitasi Jiwa Renceng Mose. Masing-masing kedua lembaga ini menerima dana sebesar Rp 50 juta.
Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menyerahkannya melalui Bupati Manggarai Herybertus GL Nabit, selanjutnya Bupati Hery meneruskannya kepada Yayasan Karya Murni yang diterima Suster Christine Pasaribu, KSSY, mewakili Ketua Yayasan dan Ketua Yayasan Karya Bakti Panti Renceng Mose, Bruder Honorius Suyadi.
Dilansir dari tribunflores.com, kegiatan itu dihadiri Dirut PT Fortress Data Services (FDS), Sutjahyo Budiman, Direktur Utama PT Sarana Pactindo (PAC), Ryan Sumadihardja bersama jajaran.
Hadir juga sejumlah pimpinan BDD dari BPD Group bersama jajaran dan undangan lainya. Masih di kesempatan yang sama, FDS bersama PAC ikut memberikan sumbangan sebesar Rp10 juta untuk SLB Karya Murni dan Rp 10 juta untuk Rumah ODGJ Renceng Mose.
Sementara pihak Bank Kalsel pun memberikan masing-masing Rp5 juta untuk kedua lembaga. Bank Bali pun memberikan sumbangan dengan nilai yang sama namun dalam bentuk barang.
Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, memberikan apresiasi kepada Yayasan Karya Murni dan Panti Renceng Mose yang mempunyai kemampuan hebat mendidik dan merawat orang-orang Difabel.
“Mudah-mudahan pembelajaran kita hari ini dapat menguatkan motivasi di tempat masing-masing kita untuk berbuat baik untuk Tuhan, sesama dan kita masing-masing”, ujarnya menambahkan bantuan itu diberikan sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka yang mempunyai keterbatasan dan juga memberikan dukungan untuk Yayasan Karya Murni dan juga Panti Renceng Mose.
Sementara dalam pesan pribadi yang dikirimkannya melalui berbagai group diskusi, Dirut Alex mengungkapkan “Hari ini kami berada dan belajar bersama anak-anak hebat di SLB Karya Murni Ruteng, bertemu dengan Suster-suster, Bruder, Guru-guru dan semua orang pilihan Tuhan yang dihadirkan di SLB ini dan di Panti Renceng Mose guna merawat, menyehatkan, membangkitkan, mendidik dan mengajarkan hak hidup yang sama tanpa perbedaan (disabilitas ) namun dengan perlakuan, hak yang sama (difability), kami belajar tentang spirit hidup, optimisme, daya tahan dan daya juang yang hebat dari semua anak-anak hebat di SLB ini dan saudara-saudara kita di Panti Jiwa Renceng Mose,”tulisnya.
Sambutan hangat datang dari kedua lembaga yang menerima tanda cinta dari Bank NTT ini. Yakni Suster Christine Pasaribu saat itu menyampaikan terimakasih kepada Bupati Manggarai, BPD NTT, FDS/PAC dan pihak lainnya yang telah membantu Yayasan lebih khusus lagi anak-anak SLB. Diakui, disinilah rumah tempat mereka berkarya melayani anak-anak.
“Ini visi misi kami, hormatilah kehidupan karena mereka adalah gambaran Allah yang sama sederajat dengan kita yang diangkat harkat martabatnya,”ujarnya masih dilansir TribunFlores.com.
Hal yang sama disampaikan Ketua Yayasan Karya Bakti Panti Renceng Mose, Bruder Honorius Suyadi. Dia berterima kasih kepada semua, terutama Bupati Manggarai, Bank NTT serta semua yang sudah terlibat mencurahkan perhatian pada kedua lembaga.
“Harapan kami selama ini sudah diterima. Selama ini Bank NTT sudah beberapa kali hadir untuk membantu dan melihat secara langsung apa yang kami lakukan di Renceng Mose,”ujarnya.
Apalagi Renceng Mose ditempati oleh orang-orang gangguan jiwa yang dirawat dari seluruh daratan Flores. Tentu selain dukungan doa, juga Panti Renceng Mose juga membutuhkan obat untuk perawatan demi kesembuhan para ODGJ.
Bupati Manggarai Herybertus G L Nabit, dalam sambutanya tidak saja meminta maaf atas kurangnya perhatian pemerintah, melainkan ikut mendorong agar kedepan semakin banyak pihak yang ikut peduli dalam pemenuhan kebutuhan anak-anak difabel atau pun ODGJ. (*)