Adam Rusydi Dicurhati Harga Kebutuhan Hidup Mahal

  • Whatsapp

SIDOARJO, Beritalima.com|
Anggota DPRD provinsi Jatim Adam Rusydi SPd mengisahkan, bahwa pihaknya seringkali bertemu dengan para pedagang, baik di pasar tradisional, maupun di pinggir-pinggir jalan raya, yang mengeluhkan kondisi Indonesia saat ini.

Sebagian besar para pedagang ini menceritakan kehidupan mereka yang belum sejahtera, padahal menurut mereka, selama puluhan tahun berjualan, sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menjual hasil kebun, maupun kulakan dari para petani, hampir tidak menguntungkan.

“Sebagian besar para pedagang ini mengatakan sering rugi, jarang mendapatkan keuntungan. Sementara kebutuhan hidup semakin naik, barang-barang kebutuhan pokok semakin mahal. Tentu saja mereka merasa kesusahan untuk bisa mencukupi kebutuhan keluarga mereka,” terang anggota komisi E DPRD provinsi Jatim ini.

Ketua DPD partai Golkar Sidoarjo ini menuturkan, yang cukup membuat hatinya terasa trenyuh, adalah mereka dengan tegas dan lantang mengatakan, “Enak jaman pak Harto. Semua bisa murah. Saya bisa menyekolahkan anak-anak saya sampai sarjana, ya hanya jadi bakul melon dan semangka. Sekolah gak mbayar, beras murah. Kok sekarang jaman jadi seperti ini, kenopo Yo,” keluh mereka.

“Ya ini kan memang ada perbedaan yang sangat signifikan antara waktu pemerintahan beliau dengan saat ini, kita berharap pemerintahan yang akan datang ini supaya memang harga-harga bisa dikendalikan. Saya rasa apa yang dirasakan oleh masyarakat itu adalah mungkin kerinduan warga di saat era Pak Harto dahulu. Mungkin yang bersangkutan mengingat romantisme pada saat pemerintahan beliau dulu, tapi tentunya kondisi dulu dengan sekarang itu berbeda,” papar pria berparas tampan yang selalu tampil penuh energik ini.

Adam mengungkapkan sebagai seorang legislatif pihaknya berharap kepada eksekutif ini mampu menjaga stabilitas harga, mampu memberikan pendidikan murah, pendidikan yang terjangkau, kesehatan yang juga murah dan fasilitas umum yang memadai.

“Bahkan Swasembada pangan yang terjadi di saat era pak Soeharto dulu, tentu kami berharap pemerintah memiliki sebuah rencana jangka panjang, program-program jangka panjang dalam rangka menata konsep-konsep seperti itu. Ini kan istilahnya sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama kan kehidupan di masyarakat kita itu lebih banyak pedagang daripada pegawai,” sambungnya.

“Dengan kondisi seperti saat ini tentu kita tidak mencari siapa yang salah dan siapa yang benar. Ini justru perilaku para pemain yang di tengah, ini yang harus diberantas oleh pemerintah. Jadi rantai produksi, rantai distribusi sampai dengan rantai penjualan, mekanismenya harus ditata oleh pemerintah, karena hari ini yang membuat mahal itu adalah para pemain tengah ini. Karena kita tahu bahwa petani khususnya tidak bisa menentukan harga, jujur yang menentukan harga adalah para pemain tengah itu. Harus ada sebuah ketegasan dari pemerintah untuk memberantas para pemain tengah ini yang bisa menaik turunkan harga. Bahkan bisa memainkan sedikit kelangkaan barang ataupun ketersediaan barang. Pemerintah harus hadir pada sisi regulasi itu, dari hilir sampai hulunya,” tandasnya.

Adam menambahkan, jika distribusi logistik ditangani dengan baik, regulasi makanan kebutuhan masyarakat, harganya bisa stabil. Terutama nasib para petani dan pedagang yang sangat tergantung pada kebijakan pemerintah.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait