SIDOARJO, Beritalima.com|
Keluhan terkait Bansos, sudah menjadi topik yang klasik. Bantuan yang tidak tepat sasaran, bahkan ada agen-agen yang tega memotong BLT mulai dari Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,- kepada para nasabah yang menerima BLT. Yang lebih miris lagi, ada agen yang tidak memberikan hak penerima BLT, dengan alasan sang penerima BLT memiliki hutang pada mereka.
Sebagai anggota legislatif yang membidangi kesejahteraan masyarakat, Adam Rusydi SPd merasa geram dengan perbuatan para agen. Tidak tanggung-tanggung, Adam segera menindak tegas para agen yang dianggap tidak memiliki empati tersebut, dengan melaporkan kepada dinas terkait. Ujung-ujungnya sang agen dipecat dan tidak diberikan kesempatan untuk menjadi agen lagi.
Demikian perbincangan yang dilakukan saat ketua DPD partai Golkar Sidoarjo ini melaksanakan reses, atau penyerapan aspirasi masyarakat tahap III tahun 2021. Jaring aspirasi masyarakat tersebut berlangsung dari tanggal 29 Oktober hingga 5 November.
Mengunjungi desa Keboan Sikep Sedati, Sidoarjo, Adam mendapatkan laporan dari berbagai elemen masyarakat. Yang paling dianggap urgent adalah keluhan warga tentang wilayah mereka yang selalu menjadi langganan banjir saat musim penghujan. Menurut penuturan warga, banjir tersebut diakibatkan oleh sungai yang berada di depan rumah warga. Letak sungai lebih tinggi dari rumah mereka.
Menanggapi keluhan tersebut, Adam akan menindaklanjuti ke pemerintah daerah. Termasuk keluhan warga tentang jembatan yang memiliki ketinggian lebih dari 80 derajat ini dianggap sangat rawan dengan kecelakaan.
“Saya akan sampaikan ke pemerintah daerah. Ini tadi juga sudah dipanggil bapak Wabup, tapi karena saya sudah janji mau sowan ke panjenengan, saya minta pada bapak Wabup pembicaraannya dilanjutkan setelah saya selesai reses. Saya berkomitmen pada warga disini. Kalau saya akan datang, maka saya akan tepati janji saya,” terang anggota komisi E ini.
“Saya akan bantu untuk perbaikan saluran, karena topoksi saya sebatas itu. Bukan wewenang saya untuk memperbaiki infrastruktur dan pengadaan rumah pompa. Tapi keluhan panjenengan semua ini, akan saya sampaikan ke bapak Wabup. Dalam situasi pandemi sekarang ini, memang tidak mungkin untuk serta merta mewujudkan keinginan warga disini. Setidaknya, mungkin setahun-dua tahun ke depan, InsyaAllah program perbaikan infrastruktur dan pengadaan rumah pompa bisa dilakukan. Sekarang kita tengah fokus melakukan recovery pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.(Yul)