JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah sering mendapatkan pertanyaan dari masyarakat tentang pentingnya bergabung ke Partai Gelora, bukan ke partai besar yang sudah memiliki kursi di DPR.
“Partai Gelora mempunyai narasi yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara besar dan setidaknya kekuatan lima besar dunia. Karena kehadiran partai Gelora begitu dinantikan,” kata Fahri saat pembekalan dalam acara OK Gelora Orientasi Kepartaian untuk Pengembangan Teritori I wilayah Sumatera, Minggu (4/4).
Menurut Fahri, partai Gelora itu ibarat bayi yang ditunggu kelahirannya dalam keluarga yang dinantikan dengan kebahagiaan. “Bagaimana kita merasakan respons rakyat atas kehadiran partai Gelora, diterima seperti keluarga yang menantikan kelahiran seorang bayi,” kata dia.
Fahri optimis Partai Gelora semakin diterima masyarakat, dan terbukti ada kemudahan dalam rekrutment anggota justru pada saat pandemi Covid-19 masih belum jelas kapan berakhirnya. “Itulah sebabnya, saat kita diterima harus optimis, dan kehadiran partai Gelora nampaknya memang ditunggu-tunggu.”
Wakil Ketua DPR 2014-2019 bidang Kokesra ini menegaskan, partai Gelora menjadi satu-satunya yang kehadirannya dibidangi digitalisasi. “Partai Gelora satu-satunya partai yang disahkan Menkumham dan SK-nya diserahkan secara digital. Dan, mencari anggota pun dilakukan secara digital, cukup dengan aplikasi,” jelas dia.
Dikatakan, partai Gelora punya keinginan besar memperbaiki keadaan saat ini, dimana setiap 20 tahun, bangsa Indonesia mengalami kegundahan dalam bernegara, baik elit maupun rakyat.
“Kalau dulu ada penanda setiap 20 tahun ada peristiwa besar dan tanda-tanda peristiwa besar itu juga nampak sekarang. Kita ingin lahir generasi baru yang secara damai melakukan pergantian kepemimpinan.”
Pertengkaran elite dengan rakyat, kata Fahri, memperlemah kapasitas Indonesia sebagai bangsa besar. Itu ditambah maraknya kasus korupsi, terorisme, narkoba dan upaya pelemahan demokrasi. “Padahal dalam demokrasi itu pemimpin datang dan pergi. Kita ini adalah pemimpin yang akan datang, kalau kita bertengkar terus kepasitas negara bisa melemah.”
Dia berharap para elite dan rakyat bisa mencontoh upaya yang dilakukan pendiri bangsa terdahulu dalam menyatukan nama besar Indonesia. “Kita ingin mencerdaskan bangsa. Sebagai bangsa, Indonesia harus sanggup paking tidak menjadi kekuatan kelima dunia,” tegas dia.
Karena itu, Fahri mengajak putra-putra terbaik Indonesia untuk bersama-sama partai Gelora memikirkan transisi kepemimpinan yang damai, serta menjadikan Indonesia sebagai negara besar dan kekuatan dunia. (akhir)