MADIUN, beritalima.com- Berkembang menjadi daerah destinasi wisata, tak hanya memberikan dampak positif bagi Kota Madiun, Jawa Timur. Tapi juga menimbulkan dampak negatif. Salah satunya, masalah sampah yang kian menumpuk. Sedangkan, lahan di tempat pembuangan akhir (TPA) kian menipis.
‘’Sekarang masih aman, tapi tiga tahun lagi penumpukan sampah ini bisa jadi masalah kalau tidak segera dicari solusinya,’’ tutur Walikota Madiun, H. Maidi, saat menggelar rapat audiensi bersama OPD terkait dan PT Reciki Solusi Indonesia di Ruang 13 Balaikota Madiun, Kamis 1 April 2021.
Menurutnya, sudah banyak investor dan pengelola sampah yang masuk menawarkan kerja sama dengan Pemkot Madiun. Namun, hingga saat ini Pemkot masih mencari yang terbaik. Sehingga, pengelolaan sampah di Kota Madiun nantinya bisa maksimal dan memberikan manfaat kepada masyarakat.
Saat ini, upaya yang dilakukan Pemkot Madiun dalam mengelola sampah adalah dengan mengolahnya menjadi gas metan. Kemudian, dialirkan ke rumah warga untuk dijadikan bahan bakar. Juga, digunakan untuk mengaktifkan rumah sauna di TPA Winongo.
Namun, hal itu saja rupanya belum cukup. Maka, perlu dicarikan solusi yang lebih optimal agar jumlah sampah bisa terkendali dan mendatangkan manfaat yang lebih besar.
“Sampah jangan jadi masalah, tapi harus jadi berkah,’’ tandasnya.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, CEO PT Reciki Solusi Indonesia, Bhima Aries Diyanto, memaparkan, proyek pengelolaan sampah yang telah dilakukan oleh perusahaannya. Diantaranya, pengelolaan sampah di Lamongan dan Bali.
Walikota pun berharap, proyek pengelolaan sampah di Kota Pendekar (sebutan untuk Kota Madiun), bisa segera berjalan. Meski begitu, Pemkot akan membuat kajian-kajian ilmiah dan memperhatikan masukan dari para ahli. Termasuk, akademisi.
‘’Dengan masuknya investor ini, saya harap semua bisa memberikan solusi dari hambatan dan kesulitan yang dihadapi,’’ pungkasnya. (Sumber Diskominfo/editor: Dibyo).
H. Maidi (tengah) atas.