Agun: Golkar Harus Jadi Partai Modern Seperti Disampaikan Presiden Jokowi

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Pidato Presiden Jokowi dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Golkar ke-55 harus diterjemahkan agar partai berlambang Pohon Beingin ini terus berbenah menjadi partai modern.

Soalnya, kata politisi senior Partai Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa dalam keterangan tertulis melalui WhatsApp (WA) kepada Beritalima.com, Kamis (7/11) keberadaan partai modern tersebut sangat dibutuhkan dalam kehidupan demokrasi kita yang masih bertumbuh (in the making).

Demokrasi yang mensejahterakan, jelas Agun, masih membutuhkan perjuangan, utamanya keberadaan partai politik. Seperti kemandirian dan biaya partai politik, korupsi yang menggurita, menguatnya populis konservatif anti toleransi dan anti demokrasi hingga manajemen dan tata kelola partai yang bersifat oligarki dan pragmatisme.

Dalam kodisi demokrasi yang ‘In the making’ itu, Para syndicate dalam HUT ke-4 nya di Jakarta, dalam pengantar buku David Mathews yang berjudul Ekologi Demokrasi: Demokrasi Deliberatif dan Kekuatan Warga, menyatakan perlu adanya pergeseran dari politik retorik para elit menjadi politik kerja dengan pelibatan setiap ‘warga’ di tempatnya masing-masing.
Artinya, politik retorika elit yang selama ini dikumandangkan harus dibumikan menjadi politik kerja ‘warga’ sehingga partai politik menjadikan warga negara terberdayakan serta memiliki kepedulian bahwa demokrasi itu adalah miliknya, jiwanya dan harapannya untuk masa depannya lebih baik lagi.

Pandangan politik David Mathews yang ingin memberdayakan warga negara itu diperlukan demi menghindari berkembangnya perilaku “opportunity behaviour” dari para elit dalam menjalankan kekuasaanya.
Menjalankan kekuasaaan sepihak meninggalkan norma dan etik. Kondisi ini potensial memunculkan praktik oligarki dan kolusi. Tata kelola seperti ini membuat pemilih makin tidak percaya terhadap partai politik, dan semakin menjauh dari tujuan demokrasi yang sesungguhnya.

Partisipasi rakyat menjadi semakin rendah dalam keikutsertaannya dalam setiap pemilu. Dukungan dan kepercayaan terhadap partai semakin surut, pilihan lebih didasarkan kemampuan uang dan atau kekuasaan dibandingkan integritas dan kompetensi.

Partai modern yang dibutuhkan dalam konsep Demokrasi Deliberatif pada hakekatnya adalah karakter partai modern yang sungguh-sungguh kembali pada jati dirinya sebagai sarana mengagregrasi partisipasi rakyat dengan tujuan memberdayakan dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

Artinya, demokrasi yang dijalankan oleh partai politik harus menyertakan semua pihak, negara, swasta, profesional, industri, agamawan, budayawan dan sebagainya dimana kesemuanya terlibat dan melibatkan ‘warga’ masyarakat yang ingin disejahterakan.

Karena itu, sudah saatnya Munas Golkar di Jakarta Desember mendatang merancang masa depan Golkar sebagai partai ideologis, partai pembangunan, partai kader, tempat kreativitas dan inovasi kaum muda/milenial, mendayagunakan teknologi dalam tata kelola dan manajemen partai terbuka, serta melibatkan ‘warga’ di lingkungannya masing-masing.

Jadi, kata Agun, sambutan Presiden Jokowi tentang partai modern itu bisa diartikan sebagai apresiasi yang harus diterjemahkan sebagai instrospeksi dan motivasi bagi jajaran pengurus dan kader Partai Golkar saat ini. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *