JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI, Agun Gunandjar Sudarsa mengatakan, pidato visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) disampaikan di Sentul International Convention Center (SICC) Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7) malam sangat jelas, lugas dan tegas.
Dalam pidato tersebut, ungkap politisi senior Partai Golkar ini dalam keterangan tertulisnya melalui WhatsApp (WA) kepada Beritalima.com, Senin (15/7) siang, sangat jelas bagimana program Presiden Jokowi membangun Indonesia ke depan.
“Presiden Jokowi dalam pidatonya juga membangun optimisme untuk Indonesia maju, sejahtera, adil dan makmur. Dan, itu semua menjadi cita-cita para pendiri bangsa ketika memproklamirkan kemerdekaan Indonesia 74 tahun silam,” jelas wakil rakyat dari Dapil X Provinsi Jawa Barat tersebut.
Dikatakan Agun, perbedaan yang sempat membuat anak bangsa terbelah pada pemilihan presiden lalu adalah niscaya. “Kebersamaan dan persaudaraan adalah Kita. Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. Bravo Jokowi,” demikian Agun Gujnandjar Sudarsa.
Presiden Jokowi sebagai presiden terpilih pada pilpres 17 April 2019 dalam pidatonya menyebut lima tahapan besar yang akan dilakukannya bersama wakil presiden terpilih Ma’ruf Amin untuk membuat Indonesia lebih produktif, memiliki daya saing, dan fleksibilitas tinggi dalam menghadapi perubahan di dunia.
Jokowi mengutarakan apa yang akan dilakukan pada pemerintahan lima tahun ke depan. Di antaranya, meneruskan pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya alam, membuka pintu investasi selebar-lebarnya, reformasi birokrasi, dan pengaturan anggaran pada APBN.
Pada awal pidatonya, Jokowi menyinggung perubahan dunia yang serba cepat yang harus disikapi secara tepat oleh pemerintah dan bangsa Indonesia. Jokowi juga juga bicara soal keberagaman, demokrasi berkeadaban, dan kemajuan bangsa dengan segala elemen pendukungnya.
Dikatakan, sebagai anak bangsa harus disadari kita hidup dalam lingkungan global yang sangat dinamis. Fenomena global ciri-cirinya, penuh perubahan, kecepatan, risiko, kompleksitas dan penuh kejutan yang sering jauh dari kalkulasi kita.
Karena itu, kata Jokowi, kita harus mencari sebuah model, cara, nilai-nilai baru dalam mendapatkan solusi dari setiap masalah yang dihadapi dengan inovasi. Dan, kita harus mau dan meninggalkan cara, pola lama, baik dalam mengelola organisasi, lembaga maupun pemerintahan.
“Yang sudah tidak efektif, kita buat menjadi efektif. Yang tidak efisien, kita buat menjadi efisien. Manajemen seperti inilah yang kita perlukan sekarang ini. Kita harus menuju pada sebuah negara yang lebih produktif, memiliki daya saing, fleksibilitas tinggi dalam menghadapi perubahan itu.”
Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan membangun Indonesia di periode kedua pemerintahannya diantaranya infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), investasi, reformasi birokrasi, efektifitas serta efisiensi alokasi dan penggunan APBN. (akhir)