SURABAYA, Beritalima.com |
Peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Jawa Timur yang ke 75, menorehkan beragam prestasi. Namun salah satu anggota DPRD provinsi Jatim Dr. Drs. Agus Dono Wibawanto MHum justru menyoroti beberapa ketimpangan yang seharusnya mendapatkan perhatian pemerintah. Selasa (13/10/2020)
“Ketimpangan-ketimpangan dengan adanya prestasi-prestasi dari Jatim itu menurut saya lebih banyak lagi yang harus dikerjakan, kedepannya kita berharap lebih ditingkatkan. Ya kunci dari satu kehidupan bermasyarakat itu salah satunya kan ukuran kita adanya pertumbuhan ekonomi. Saat ini kan kita lagi minus. Kita dorong, yang paling utama dalam persoalan belanja pemerintah pusat adalah segera membelanjakan anggaran anggaran belanjanya, terutama anggaran anggaran belanja yang bisa melibatkan partisipasi masyarakat. Oleh sebab itu salah satunya adalah kegiatan kegiatan pembangunan di sektor infrastruktur yang ada di desa-desa, sedapat mungkin melibatkan masyarakat yang adadi situ, ada perputaran uang di situ,” ujar Agus Dono.
“Yang kedua sektor ekonomi. UMKM kita memang besar, jangan salah, mereka tumbuh dengan sendirinya. Ada partisipasi langsung tentang sektor anggaran, salah satunya adalah bagaimana pemerintah provinsi dalam hal ini memiliki dua peran, Bank Jatim maupun bank UMKM bisa benar-benar menemukan sektor itu, dengan memberikan bantuan modal yang murah. Karena apa, ya karena kebutuhan untuk meningkatkan kuantitas produksi. Ada anggaran itu. Yang kedua, sektor yang dibutuhkan oleh mereka adalah bagaimana produksi mereka bisa terserap di masyarakat. Oleh sebab itu saya usulkan, sebetulnya harusnya ada 1 lembaga yang melibatkan diri untuk berpartisipasi menjualkan barangnya para pemerhati UMKM, pelaku UMKM,” sambung politisi asal Demokrat ini.
“Terus terang saat ini masih longgar, banyak investasi emas, terutama di sektor perdagangan ritel yang dikuasai banyak ritel besar seperti itu, tapi tidak ada kewajiban mereka menampung hasil dari produk UMKM. Kebanyakan produk hulunya mereka-mereka ini ada ketimpangan, kalau memang niat, berapa persen dari mereka yang memiliki produk ditampung oleh mereka,” sahut Agus Dono.
Menurut Agus Dono, selama ini pelaku UMKM sudah berupaya berproduksi, jungkir balik sendiri, menjualkan produk sendiri, tetap tidak bisa dilepas. Mereka itu tidak memiliki kemampuan untuk menjualkan produk yang mereka hasilkan.
“Perputaran uang dari proses jual beli produk UMKM menjadi terhenti karena adanya pandemi covid. Hanya pemerintah yang saat ini memiliki uang, dengan adanya anggaran tersebut pemerintah melakukan stimulan yang mungkin bisa menjawab dari keterpurukan pelaku UMKM. Saya usulkan, misalkan kita memberikan satu lembaga yang bisa membantu menyerap aspirasi masyarakat dengan menyalurkan produk UMKM, saya yakin roda perputaran ekonomi di masyarakat bisa meningkat. Otomatis berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jatim,” pungkasnya. (yul)