SURABAYA, Beritalima.com |
Anggota DPRD provinsi Jatim dari fraksi Demokrat, Agus Dono Wibawanto menilai bahwa “pasar” Lumbung pangan yang digagas oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, menjadi solusi atas situasi Pandemi Covid 19 yang tengah marak menghimpit beban masyarakat. Jumat (8/5/2020)
Agus Dono menyebut bahwa atensi masyarakat sangat luar biasa, terlebih harga barang yang dijual di Lumbung pangan Jatim relatif murah, dan selisih 30 persen dari harga pasar.
Namun apa yang dijual di lumbung pangan itu kan ada beberapa item yang harganya sama dengan harga pabrik,
“Seperti minyak goreng, daging Frozen, dan beras. Harganya kenapa sama dengan yang dijual di ritel modern seperti Indomaret dan Alfamaret. Harusnya program pemerintah itu selalu berpersepsi seperti yang diinginkan oleh masyarakat, yaitu harganya lebih murah. Kenapa harus lebih murah?,” sergah Agus Dono.
“Pemerintah bisa melakukan kerjasama dengan petani dan peternak, juga dengan pabrikan. Artinya barang-barang yang dijual harus lebih murah harganya 20 sampai 30%. Tujuannya membantu masyarakat. Yang kedua kalau harganya sama dengan pasar justru ini saya kurang sependapat. Karena merugikan kepentingan warung-warung tradisional, juga pasar tradisional. Harusnya tujuan pemerintah ini meringankan beban masyarakat, untuk itu barang-barang seperti beras, gula, minyak, telur dan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat harus termurah dari harga pasar. Caranya pemerintah melalui dinas terkait melakukan kerja sama dengan pabrikan. Dengan UMKM, dengan peternak,” sambung Agus Dono.
“Dengan begitu memotong rantai distribusi, persoalannya adalah bagaimana masyarakat mendapatkan ketersediaan pangan tidak sulit. Contoh pemerintah sudah impor gula. Harusnya gula di pasaran lebih murah dong. Harganya saat ini tetap tinggi, di mana barangnya disimpan, ini yang paling penting dari sikap pemerintah provinsi agar persoalan ini juga meringankan beban masyarakat,” lanjut Agus Dono.
Agus Dono menambahkan untuk urusan sembako dan sebagainya, program-program memang harus diarahkan ke sana. Anggaran cukup, pekerjaan ada, barangnya ada, harganya harus syukur-syukur diberikan yang paling murah.
“Jangan sampai harganya sama dengan pasar. Subsidi yang diberikan pemerintah untuk warga masyarakat Jawa Timur berupa Lumbung pangan Jatim harus dioptimalkan,” pungkasnya (yul)