SURABAYA, beritalima.com|
Berparas tampan, berpendidikan S3, dengan bentuk tubuh yang tinggi menawan, membuat sosok milenial ini patut diperhitungkan. Terlebih, Airlangga Justicia ini mencalonkan diri sebagai anggota legislatif kota Surabaya Dapil 1.
Kader partai Demokrat ini sangat antusias saat menceritakan keinginannya untuk ikut berjuang mensejahterakan masyarakat dan mencerdaskan warga Surabaya.
“Banyak sekali persoalan sosial di kota Surabaya ini. Jika saya terpilih, saya ingin sekali bisa berbagi bersama warga Surabaya dan menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Saya menyadari bahwa saya tidak bisa bekerja sendirian. Karena itu, saya membutuhkan warga Surabaya untuk mendukung saya dan saya ingin terlibat di dalamnya,” tandas Airlangga.
Airlangga mengakui di tahun 2019 kemarin ia gagal mendapatkan kursi saat mengikuti kontestasi Pemilu. Saat itu pihaknya berada di urutan kedua di Dapil 4.
“Di tahun 2024 ini saya bertarung di Dapil 1 dan mudah-mudahan saya bisa mendapatkan kursi legislatif di DPRD kota Surabaya.
Harapan saya yang jelas satu Demokrat harus dapat satu kursi, entah siapa. Saya harapkan di Surabaya khususnya kursi bertambah, setiap Dapil mungkin dua kursi, minimal itu harapan ketua DPD Kota Surabaya. Dan mudah-mudahan di Dapil 1 saya bisa terpilih, mohon bantuan doanya ya,” tuturnya.
Airlangga mengungkapkan bahwa selama ini banyak suara-suara rakyat yang belum diakomodir, untuk itu Airlangga memiliki skala prioritas di sektor pendidikan, kesehatan, dan peningkatan ekonomi.
“Semakin kita ke sini, saya lihat ekonomi semakin carut-maret. Mudah-mudahan dengan adanya saya ataupun siapa Kader Demokrat nanti yang terpilih, bisa
membantu menyelesaikan persoalan sosial masyarakat. Saya berharap kehadiran saya ditengah masyarakat bisa memberikan manfaat,” tandasnya.
Airlangga menambahkan, rakyat sudah memberikan kewajibannya kepada eksekutif dan legislatif, sekarang saatnya rakyat meminta haknya sebagai warga negara Indonesia.
“Rakyat harus bisa merasakan kesejahteraan yang dijanjikan, baik melalui undang-undang maupun kebijakan-kebijakan program para eksekutif. Kalau rakyat sudah memberikan kewajibannya, harusnya juga mempunyai haknya untuk menagih janji-janji itu ke wakil rakyat masing-masing. Dan itu harus dipenuhi. Jangan sampai rakyat itu sudah memenuhi kewajibannya tapi haknya tidak diperoleh. Itu sayarasa tidak adil,” tegasnya.
“Pemuda sekarang sudah sangat cerdas, sangat kritis, benar-benar mereka tahulah mana yang pencitraan, dan mana yang tidak. Dan mana yang membela rakyat, dan mana yang hanya pandai berjanji tetapi tidak pernah peduli,” pungkasnya.(Yul)