Akademisi Banyuwangi : Masyarakat Harus Bijak Bermedsos

  • Whatsapp

BANYUWANGI, beritalima.com -Berbicara tentang media sosial itu berbicara tentang berjejaring dengan orang lain. Kalau berbicara medsos ingat salah satu iklan jaman dulu “dunia serasa di genggaman”.

Harus di akui media sosial mempunyai pengaruhnya yang besar sekali. Ini bisa kita lihat dari data tentang apa yang paling banyak dipakai di media sosial saat ini. Pertama, orang saat ini paling banyak melihat Youtube, kemudian Facebook, Instagram, dan Twitter.

Semua platform media sosial ini menjadi konsumsi hampir setiap hari, khususnya oleh generasi milenial atau generasi Z. Mereka banyak mencari informasi dari media sosial.

Hal tersebut disampaikan Fajar Isnaini, Salah satu dosen Ibrahimy, bahwa masyarakat diharap bijak menggunakan media sosial.

“Oleh karena hal tersebut kita harus bijak dalam bermedsos dengan kemudahan yang disediakan teknologi, seolah-olah ada kesan bebas menyampaikan apa pun tanpa memperhatikan perasaaan orang lain. Itu salah. Di media sosial, apa yang kita tulis itu mencerminkan siapa diri kita. Apa yang kita tuliskan itu bisa berdampak kepada mereka yang membacanya. Media sosial merupakan alat komunikasi yang mampu mewujudkan kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi. Hanya kita harus ingat kalau hak asasi manusia juga di batasi hak asasi manusia yang lain” ungkap Fajar Isnaini, pegiat media sosial yang juga dosen di Institut Agama Islam Ibrahimy Genteng Banyuwangi.

Masih Menurut Fajar, Bahwa Masyarakat harus tetap mengedepankan adat ketimurannya.

“Selain tetap mengedepankan etika sebagai pemegang adat ketimuran yang masih berpegang pada tata krama, juga harus di ingat kita bermedsos juga perlu waspada karena ada Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), perlu diketahui agar pengguna sosial media tak terjerat hukum. Jadi kita harus paham konten bukan karena ingin exist di medsos, hanya copy paste info tanpa di saring atau di tabayyun kan dulu tentang kesahihan info yang mau kita sebarkan, karena semua akan ada sebab akibatnya dan kejadiannya bisa fatal jika sudah melanggar Undang Undang ITE dan bisa jadi jeruji besi, karena bisa menjadi konsekuensi cuitan kita di medsos, dan ini sudah banyak contohnya. Pada hakikatnya kita harus saling menghargai, tidak saling menyebar ujaran kebencian, berita hoax melalui media sosial yang belum tentu juga benar informasinya” tambah ketua Kaukus Muda Banyuwangi ini. (bi)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait