Oleh : Danu Budiyono (aktifis parpol) dari Banyuwangi
KAJI (Khofifah-Mudjiono) itulah julukan pasangan pilkada jatim 2008 yang diusung partai PPP Parpol (Partai Politik) non Perlemen dengan prestasi suara 16,72 Khofifah waktu itu masih anggota DPR RI berpasangan dengan Madjiono seorang Bintang satu dengan karir terkahir awal sempat tidak diloloskan KPUD Jatim karena salah Brawijaya, KAJI atu dukungan parpol bermasalah walau akhirnya, DKPP merekomandisikan KPUD untuk meloloskan KAJI.
Ada 4 (empat) kader NU yang ikut bertarung yaitu Ali Moechan Musa (Ketua PWNU Jatim), Achmadi (diusung PKB), Khofifah (Ketua Umum Muslimat NU), Syaefullah Yusuf (Ketua Umum ) Disini menarik bahkan Pilkada terlama dan terpanjang sampai 3 (tiga) putaran yang mana 5 (ima) pasangan Di putaran pertama tidak ada satupun calon yang mendapat suara untuk memenangkan Pilkada Suara terbanyak di peroleh KARSA 30 syarat suara terbanyak ke dua 24.28 Yusuf) diperoleh KAI (Khofifah- Mudjiono) yang akhirnya masuklah kedua pasangan tersebut ke putran ke dua.
Di putaran kedua terjadi persaingan sengit dan orang menduga akan dimenangkan pasangan KAJI, namun pasangan KAJI merasa dicurangi dan menggugat ke MK.
MK (Mahkamah Konstitusi) pun mengabulkan gugatannya tersebut, dengan memerintahkan KPUD Jatim mengulang di Kabupaten Sampang dan Bangkalan dengan hasil akhir di putran ke tiga KARSA 50,11 suara sedangkan KAJI 49,89 tetap dimenangkan KARSA dengan selisih 0,22 suara.
Di 2013 Pilkada di ikuti 4 empat pasangan dan kembali Khofifah bertemu bertarung dengan KARSA tapi kali ini Khofififah berpasangan dengan Hermawan Suryadi sumawiria (mantan Kapolda Jatim) dengan julukan nama BERKAH, Disini sudah terlihat jelas kalau KARSA akan memenangkan Pilkada, salah satunya terlihat dari parpol pengusung yang mana KARSA di usung 10 Parpol dan 22 parpol non parlemen Sedangkan BERKAH hanya di usung PKB dan 5 parpol non Parlemen Walaupun ada calon lain Bambang DH-said Abdullah di usung PDIP, serta Egy Sudjana- Muhammad Shihab yang maju lewat jalur independen, Benar hasil akhir di menangkan pasangan KARSA dengan suara 47,25% seangkan BERKAH memperoleh 37,26% Lagi-lagi Khofifah merasa dicurangi dan mengajukan gugatan ke MK dengan pokok gugatan ada pelanggaran yang terstruktur, sistimatis dan masif, tetapi gugatan itu ditolak oleh MK karena tidak ditemukan pelanggaran yang struktur sistimas dan masif dalam PHPU
kini beberapa bulan lagi Pilkada Jatim akan di mulai, tepatnya tanggal 8 sd 10 Januari 2018 pendaftaran. Aroma pertarungan pilkada Jatim kini kelihatannya akan menjadi terheboh di Indonesia Pakde Karwo sudah tidak bisa mencalonkan diri, sedangkan Gus Ipul adalah wakil Gubernurnya dua pereode hingga saat ini, dan gus lpul yang sudah pasti maju sebagai Cagup di pilkada ini berpasangan dengan Abullah Azzawar Anas (Bupati Banyuwangi) yang mana keduanya adalah kader mudaNU terbaik yang memiliki segudang pretasi dan penghargaan.
pasangan tersebut tenar dengan nama Julukan PUAS (Syaifullah -Anas Yang sudah mengantongi rekomendasi dari PKB dan PDI-P Parpol pemenang Pemilu Jatim).
Lalu kemana dukungan Pakde Karwo, mengingat Pakde Karwo Gubernur selain itu juga ketua Demokrat Jatim sebelumnya Pakde Karwo seorang birokrat yang tentu paham betul dan memegang peranan penting di pilgub nanti. Kelihatnnya kini publik menungu TIM 17 Tim yang di bentuk Khofifah yang di ketuai Gus Sholeh untuk menyeleksi wakil Khofifah, kali ini Khofifah bisa bernafas lega. Selain di bantu oleh kyai-kyai juga ketua-ketua umum partai seperti GOLKAR, NASDEM, HANURA, PPP, sudah menyatakan akan mengusungnya. Tapi ingat masih ada GERINDA, PAN, PKS, DEMOKRAT, yang hingga kini belum menentukan sikap siapa yang akan diusungnya.
Masih ada juga LA NYALLA MATALITI yang sudah jauh hari mendeklarasikan diri ingin menjadi Cagub, selain itu La Nyalla juga mendapatkan suara yang signifikan di berbagai Survei atau bahkan mungkin Khofifah berpasangan dengan La Nyllah, mengingat di 2008 La nyalla masuk Ring satu Tim pemenangan Khofifah Tentu pengalaman pilkada 2008-2013, menjadi pelajaran penting bagi Khofifah untuk mengevaluasi seluruh proses politik sebelum menentukan wakilnya, Ataukah bernasib sama dengan pemilu sebelumnya Yang jelas masyarakat jawa timur ingin Pilkada nanti berjalan damai, jujur, adil dan memunculkan pemimpin yang amanah…kita tunggu saja.