MAKKAH, beritalima.com | Arab Saudi meminta umat Islam di penjuru dunia untuk menunggu sampai ada kejelasan lebih lanjut tentang pandemi Virus Corona COVID-19 yang masih menjadi ancaman bagi masyarakat dunia.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (1/4/2020) sekitar 2,5 juta peziarah dari seluruh dunia biasanya berduyun-duyun ke situs-situs paling suci Islam di Mekah dan Madinah untuk ritual selama seminggu.
Ibadah ini merupakan tugas bagi setiap Muslim yang bertubuh sehat untuk menjalankan kewajibannya.
Pertemuan tahunan umat Muslim terbesar dijadwalkan akan dimulai pada akhir Juli tahun ini.
Tetapi wabah Virus Corona telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah itu dapat atau harus dilanjutkan mengingat risiko penyebaran penyakit ini lebih lanjut.
Arab Saudi telah menangguhkan aktivitas umrah yang memiliki skala lebih kecil sepanjang tahun sampai kondisi jauh kondusif.
Pihak Arab Saudi juga menghentikan semua penerbangan penumpang internasional tanpa batas waktu dan pekan lalu memblokir masuk dan keluar ke beberapa kota, termasuk Mekah dan Madinah.
Kerajaan Arab Saudi telah melaporkan 10 kematian di antara 1.563 kasus pasien yang terpapar Virus Corona.
Jika haji dibatalkan tahun ini, maka ini adalah kasus pembatalan pertama yang terjadi di zaman modern.
Lockdown Jeddah
Suasana Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi, Kamis (5/3/2020). Penutupan area Masjidil Haram ini dilakukan setelah pemerintah Arab Saudi menyetop sementara ibadah umrah menanggapi wabah virus corona (COVID-19).
Kerajaan Arab Saudi resmi melakukan lockdown bagi Kota Jeddah. Setelah sebelumnya, setelah sebelumnya melakukan hal serupa bagi Riyadh dan dua kota suci lain yaitu Makkah dan Madinah.
Pergerakan keluar dan masuk Jeddah kini dibatasi.
Dilansir Saudi Gazette, upaya memperlambat Virus Corona (COVID-19) ini juga muncul dalam bentuk curfew atau jam malam lebih awal. Dimulai pada pukul 15.00 dari sebelumnya pukul 19.00 hingga 06.00 pagi, yang diterapkan pada 23 Maret hingga 21 hari ke depan, tapi kini diperbarui.
Makkah dan Madinah turut memberlakukan jam malam pada jam yang sama untuk memperlambat penyebaran Virus Corona jenis baru itu. Raja Salman menyetujui aturan itu pekan lalu, termasuk melarang penduduk di 13 wilayah Kerajaan melakukan perjalanan antar daerah yang berbeda.
Lockdown di Jeddah ini tidak berlaku bagi sektor publik dan swasta yang vital, seperti keamanan, kesehatan, militer, dan media. Transportasi makanan juga bebas dari kebijakan ini dan tidak perlu izin untuk mendapat akses keluar-masuk kota.
Sementara mal dan taman-taman sudah ditutup awal bulan ini untuk meredam dampak Virus Corona baru itu. Restoran dan kafe dilarang menyajikan hidangan di tempat baru.
Kehadiran di tempat kerja turut ditangguhkan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Lockdown Saudi berlaku pula bagi transportasi umum, termasuk penerbangan internasional. Pendatang asing otomatis tak bisa masuk ke Arab Saudi saat ini.
Hingga akhir pekan lalu, ada 1.299 kasus Virus Corona jenis baru di Arab Saudi. Saat ini, kasus di kerajaan tersebut masih lebih banyak dari Indonesia. (red)