PONOROGO, beritalima.com- Akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Ponorogo pada Minggu (23/4) kemarin, membuat sejumlah titik mengalami longsor. Bahkan jalan nasional Trenggalek-Ponorogo KM 26,7, Desa Ngemplak, Kecamatan Sawoo, ambles.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ponorogo, Setyo Budiono, mengatakan, amblesnya jalan KM 26,7 ini dipicu oleh tingginya curah hujan yang terjadi selama beberapa waktu terakhir. Sejak beberapa waktu lalu, pihaknya telah mencatat adanya retak halus di titik tersebut. Di bawah titik retakan tersebut terdapat sungai yang curam.
“Ketika hujan datang, rupanya air langsung meresap ke bawah aspal dan akhirnya tidak kuat menahan beban sehingga tanah dibawahnya ambrol. Sudah ada tanda-tanda tapi benar-benar ambrol kemarin itu sekitar jam 1 siang,” jelas Budi, Senin 24 April 2017.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Batas Jarakan (Trenggalek)-Dengok (Ponorogo) Kementerian Pekerjaan Umum Satuan Kerja Wilayah II, Ramlan Sangaji, mengatakan, dari pengukuran diketahui aspal yang ambrol selebar 1,7 meter dari lebar aspal 7,5 meter, plus bahu jalan 1 meter. Sedangkan panjangnya mencapai 10 meter dengan kedalaman longsor mencapai leboh dari 10 meter.
“Penyebabnya adalah intensitas hujan tinggi dan meresap ke dalam tanah di bawah aspal. Ada pula gorong-gorong yang (mulutnya) tidak sampai ke sungai tapi di bawah jalan sehingga air meresap dan membuat tanah menjadi rapuh. Bukan karena tanah gerak ya penyebabnya,” terang Ramlan.
Meski begitu, pengguna jalan masih bisa melintas dengan sistem buka tutup arus. Namun menurut Ramlan, hal ini harus dibatasi karena akan semakin lebar bila bebannya berlebihan.
“Kita masih lakukan survei untuk bisa segera mengatasi. Apakah nanti dipakai pasangan batu atau beton bertulang atau bagaimana nanti cara memperbaikinya. Sepekan ini akan kita coba untuk perbaikan. Kalau proteksi bahu jalan sebelah selatan masih kuat karena baru dibuat, yang utara ini sudah lama, buatan PU Provinsi (Jatim),” tambahnya.
Menurutnya lagi, jalan yang amblas baru satu tahun terakhir beralih status menjadi jalan nasional sehingga menjadi tanggung jawab pihaknya. Meski begitu, karena kerusakan yang terjadi disebabkan oleh kejadian alam, maka pos anggaran perbaikan adalah dari dana kebencanaan.
Selain mengakibatkan akses lalu lintas terhambat, amblasnya jalan juga membuat sebuah kabel fiber optik milik PT Telkom yang merupakan backbone cable yang menghubungkan BTS Ponorogo, Trenggalek dan Tulungagung putus. Koneksi data dari beberapa operator penyewa sambungan ini sempat turun drastis namun segera diatasi dengan kabel cadangan.
“Yang putus ini kabel untuk koneksi telepon maupun data yang berkecepatan tinggi. Ini kabel yang sangat vital sehingga harus segera kami sambung agar tidak terjadi perpu (perhubungan putus),” terang salah satu teknisi Telkom yang berada di lokasi jalan ambles.
Pada Minggu lalu, BPBD juga mencatat terjadinya tanah longsor di Desa Jurug, Kecamatan Sooko. Kejadian berlangsung sekitar oukup 14.00 WIB setelah hujan deras selama dua jam. Sebanya lima rumah terkena robohan pohon cengkeh dan diterjang tanah longsor. Yaitu rumah milik Mursito, 53; Pardi, 55; Jemarin, 47; Plendik, 70; Ratno, 47. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Kerugian ditaksir mencapai Rp50 juta. Empat keluarga lain mengungsi karena rumahnya berada di bawah tebing yang kemungkinan longsor sehingga khawatir terjadi longsor susulan. (Rohman/Dibyo).
Foto: Istimewa.