Aksi Bela Muslim India, Umat Islam Solo Keluarkan 9 Pernyataan Sikap

  • Whatsapp

SOLO, BeritaLima.com – “India teroris, India teroris, India teroris”. Demikian teriak massa Umat Islam Solo Raya yang tergabung dengan Masyarakat Pecinta Bendera Tauhid (MARTABAT) saat menggelar aksi di Bundaran Geladak, Kota Solo, Jum’at (06/03/2020).

Aksi dimulai sekitar pukul 13.00 WIB, seusai shalat Jum’at. Ratusan massa berkumpul di stadion Sriwedari kemudian melalukan konvoi menuju ke Bundaran Geladak dengan mobil komando dan kendaraan roda dua.

Sekitar 1000 massa yang mengikuti aksi, bersama-sama mengutuk dan meneriaki India sebagai teroris. Tampak hadir dalam aksi tersebut diantaranya Ustadz Aris Munandar, Ustadz Muinudililah Basri, Ustadz Izzul Mujahid, Ustadz Nanang BMK, Ustadz Firdaus, Ustadz Sigid, Ustadz Yusuf dan Ustadz Endro Sudarsono.

Massa juga membawa berbagai macam spanduk bertuliskan India tidak toleransi dan diskriminasi terhadap kaum Muslim yang ada di India.

“Saat ini kita bersatu untuk membela saudara kita yang tertindas di India, ikut menyerukan untuk bisa membantu dan membela saudara kita di India,” kata Sigit dari atas mobil komando aksi.

Dikatakannya, adanya kejadian pembantaian terhadap Muslim India adalah sebagai peringatan kepada kaum Muslim seluruh dunia untuk selalu peduli dan berani membela saudara seiman yang tengah mengalami masalah.

“Menjadi Muslim bukan musiman. Semoga dengan adanya peristiwa ini bisa menjadi peringatan bagi kita semua,” dalam orasinya.

Dalam kesempatan tersebut, dibacakan Pernyataan Sikap Masyarakat Pecinta Bendera Tauhid (MARTABAT) Terkait Pembantaian Muslim India yang disampaikan Ustadz Yusuf.

Terkait kekerasan terhadap Muslim di India, kami dari Masyarakat Pecinta Bendera Tauhid menyatakan:

1. Bahwa kekerasan terhadap kemanusiaan oleh siapapun, terhadap siapapun di dunia ini adalah perbuatan yang tidak bisa dibenarkan oleh agama apapun ataupun hukum internasional.

2. Bahwa fakta kekerasan di India terhadap muslimin menunjukan kegagalan dari pemerintah India dalam menjaga ketertiban umum dan Hak Asasi Manusia (HAM).

3. Pemerintah India semestinya melakukan langkah-langkah preventif, penegakan hukum dan tidak diskriminatif.

4. Negera Indonesia bisa mengambil peran dalam konteks hubungan bilateral dengan India ataupun hubungan internasional dengan PBB.

5. Indonesia bisa mengambil langkah langkah persuasif, diplomatik atas nama menjaga perdamaian dunia dan HAM Internasional.

6. Selaku negara dengan mayoritas penduduk Muslim Jokowi harus bisa mengambil peran positif dalam dinamika internasional terkait intoleransi dan radikalisme.

7. Menuntut pembatalan UU Kewarganegaraan di India yang Diskriminatif Anti Islam.

8. Meminta Presiden Jokowi untuk mendeportasi Dubes India di Indonesia dan memutuskan hubungan diplomatik dengan negara India.

9. Meminta kepada negara dan Pemimpin Muslim serta lembaga kemanusiaan untuk memberikan dukungan terhadap Muslim India.

Aksi selesai sekitar pukul 14.40 WIB dan ditutup dengan doa yang disampaikan Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Ustadz Muinuddinillah Basri.[AR]

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait