TERNATE, Beritalima.com – Ribuan massa aksi kembali melakukan unjuk rasa memprotes disahkannya UU Ciptaker (Omnibus Law) berakhir ricuh.
Massa aksi yang tergabung diantaranya organisasi kemasyarakatan (Ormas), OKP Cipayung dan gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Front gabungan ini melakukan aksi demo di tiga titik strategis Kota Ternate.
Amatan media Beritalima.com, Selasa (13/10/2020), aksi dilakukan secara bersamaan dengan tempat yang berbeda, ada yang aksi didepan kantor Wali Kota, depan kantor DPRD Kota Ternate dan depan Kediaman Gubernur Provinsi Maluku Utara.
Aksi ini merupakan aksi lanjutan dengan tuntutan menolak UU Cipta Kerja (Ciptaker) dan mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera membuat Perpu.
Kesempatan itu Ketua IMM Kota Ternate, Zulkarnain Pina dalam wawancaranya didepan kantor Wali Kota Ternate menyampaikan bahwa aksi yang dilakukan masih sama dengan tuntutan pada aksi pertama. Yang mana mendesak pemerintah mencabut UU Cipta Kerja dengan langkah-langkah hukum yang dilakukan Presiden dengan mengeluarkan Perpu untuk pembatalan.
“Disisi lain, senior-senior yang punya kompeten dibidang hukum bisa menolak UU ini dengan jalur litigasi dan kawan-kawan mahasiswa dengan jalur non-litigasi,” tegas Zulkarnain
Meski begitu, Zulkarnain menyebut massa aksi melakukan demonstrasi tidak akan keluar pada mekanisme atau aturan hukum yang ada, sehingga bisa dijamin oleh undang-undang.
Dia juga menegaskan bahwa, aksi ini tidak akan berhenti sampai disini, aksi akan terus dilakukan hingga UU Cipta kerja sudah dicabut.
“Aksi akan di lakukan terus hingga UU Omnibus Law ini dicabut,” tegasnya
Untuk diketahui, unjuk rasa yang dimulai sejak pukul 11.00 Wit, ini sempat terjadi pelemparan batu dan bakar ban, sehingga beberapa fasilitas di kediaman Gubernur terdapat 2 buah kaca jendela yang pecah dan kerusakan pada pagar.
Selain itu aksi yang berlangsung didepan kantor Wali kota juga ricuh dan terjadi hujan batu antara massa aksi dan Satpol PP yang berjaga dilokasi demo. [ Ilham M. Mansur ]
