Palembang, beritaLima – Sabtu, 25/3/2017, di Simpang 5 DPRD Sumsel berlangsung aksi Aksi solidaritas terhadap petani rembang yang menuntut agar segera mencabut izin lingkungan dan pertambangan pabrik PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang dari Walhi Sumsel mengatas namakan Palembang aksi kendeng dengan Yoga (Kordinator lapangan) dan Fabrian Putra Sofa, Sekitar 40 orang.
Aksi dimulai dengan membentangkan spanduk, lawan segala bentuk perampasan lahan , aksi solidaritas dipasungaemen, kendeng tidak sendiri , stop investasi yang merusak kehidupan perempuan , tanah untuk investor , daulat tani tanpa penggusuran dan selamatkan kawasan kars untuk kelangsungan hidup perempuan dan kelestarian lingkungan.
Orasi dari Yoga (korlap) mengatakan antara lain : Baru saja kita berbela sungkawa atas meninggalnya ibu patmi, berjuang 10 tahun melawan ketidak adilan.Perlawanan atas, ketidakadilan yang mengatas namakan pembangunan harus terus di lawan ! Potret perjuangan Kendeng harusnya mengingatkan kita bahwa Sumatera selatan juga adalah provinsi yang memiliki kawasan kars di Bukit Barisan Kabupaten Ogan Kernering Ulu khususnya wilayah Padang Bindu, Baturaja dan Tanjung Lengkayap.
Dipastikan, Sumatera Selatan akan menjadi wilayah ekspansi penguasa untuk melegalkan pemodal beraktifitas yang dapat mengancam kelestarian lingkungan di kawasan tersebut. Pembangunan pabrik semen ini pasti akan menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun. menghancurkan daerah resapan air yang berdampak buruk pada kehidupan sosial budaya masyarakat setempat.
Kita ketahui bersama bahwa pembanguan yang tidak mengacu daya dukung dan daya tampung.
lingkungan Hidup akan berdampak pada bencana-bencana ekologis yang akan menghantui Sumatera Selatan.
Salah satu potensi kerusakan lingkungan hidup yang memicu ketidak adilan dalam pengelolaan sumber daya alam ini diantaranya
Tidak transparannya pemerintah dalam mengelola data dan informasi kepada masyarakat.
Pembangunan yang mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Pemerintahan yang lebih mementingkan sumber penghasilan dari alam, mengurasi Sumber daya alam tanpa memperhatikan dampak, masih bergantung terhadap sumber daya alam. Pembangunan yang selalu mengabaikan keterlibatan warga sekitar, proses Perizinan yang selalu terindikasi korupsi.
Maka dari aksi solidaritas ini kami menyatakan sikap :
Turut berbela sungkawa atas meningalnya ibu Patmi, petani dan pejuang perempuan Kendeng dalam aksi penolakan pembangunan pabrik semen Indonesia. Mendukung Aksi penolakan Pembangtman pabrik semen Indonesia oleh sedulur pegunugan Kendeng Mengecam keras segala bentuk terror, intimidasi,politik adu domba, dan kekerasan yang telah dialami petani Kendeng dalam mempertahankan hak hak demokratisnya. Mengecam tindakan Gubernur Jawa Tengah.Ganjar Pranowo. Sebagai pemangku kebijakan hanya mementingkan pembangunan dengan model ekstratif.
Menuntut Presiden Joko Widodo berpihak kepada masyarakat kendeng.
Menuntut Pemerintah daerah Provinsi Sumatera selatan untuk tidak memberikan izin pertambangan kars dan batubara yang mengancam keberlangsungan kehidupan sosial ekologis. dilakukan penaburan bunga untuk ibu Patmi dan menyanyikan lagu ” ku lihat ibu pertiwi.Kemudian pada jam 14. 45 wib penyemenan secara simbolis kaki relawan di dalam kotak yang bertuliskan “save kendeng”, dengan nama relawan antara lain : Febrian sofa mahasiswa UIGM , Puspita indah saribsitompul Unsri Indralaya , Indah ruris sukmawati (ketua solidaritas perempuan kota Palembang), Aisyah ( lemnaga sayogyo institud (SAINS) , Yoga safriansyah UIN
dengan menggunakan 5 topi caping yang bertuliskan save karat, tolak industri kotor, adil dan lestari, save kendeng, tolak pabrik semen.
Dalam wawancara Hadi jatmiko (Direktur Walhi Sumsel) mengatakan antara lain :
kami melakukan aksi untuk solidaritas menuntut pemerintah mendesak ganjar pranowo selaku gubernur untuk mencabut izin lingkungan pabrik PT. semen tersebut. jika ganjar pranowo tidak mencabut izin tersebut, maka presiden jokowi harus memberhentikan ganjar pranowo sebagai gubernur.
secara lokal pemerintah harus mengehentikan segala bentuk intimidasi terhadap petani yang sedang melawan perampasan tanah, di sumatera selatan ini jufa kami meminta pemerintah juga untuk tidak memberikan izin pembangunan pabrik semen, batubara yang merusak lingkungan.
disini dilihat 5 orang relawan melakukan kegiatan simbolis pemasungan kaki dengan semen, kemudian ada piring yang diberisikan semen itu merupakan sombolis yang berarti bahwa ketika pabrik semen berdiri maka rakyat akan mengalami krisis pangan.
(Nn)