beritalima.com | Keluarga harmonis yang dimiliki orang-orang ternyata tidak dimiliki dengan keluargaku.
Aku mungkin bukan satu-satunya orang yang beruntung, aku tumbuh di keluarga yang tidak harmonis. Ayah dan ibuku telah resmi berpisah sejak aku kecil, dan aku memiliki kakak perempuan. Kami pernah hidup bahagia bersama, tetapi bahagia itu selesai setelah Ayah dan Ibu mengambil keputusan untuk bercerai. Aku yang saat itu masih kecil, belum tau apa-apa dengan terpaksa menerima keputusan orang tuaku.
Aku merasa kurang karena orang tuaku yang sudah berpisah, tetapi aku tetap bersyukur karena masih memiliki orang tua yang lengkap, dan sangat sayang kepada kedua anaknya. Aku selalu ingat, Ayah pernah berkata “Jangan pernah iri dengan orang kain. Kalian masih punya orang tua!”
Sejak Ayah dan Ibu bercerai, aku dan Kakak tinggal bersama Ibu, hidup kami terasa hampa karena tidak lagi tinggal berasama Ayah. Terutama untukku, aku yang sangat dekat dengan Ayah sudah pasti sedih ditinggal dengannya, tetapi hidupku masih bisa ku nikmati sebelum Ibu memutuskan untuk menikah lagi.
Ibu memutuskan untuk menikah lagi dengan laki-laki lain yang aku dan kakakku tak suka. Aku bertanya pada kakakku “bagaimana ibu bisa tetap menikah?” Saat itu aku marah sekali pada Ibu. “Lebih baik ibu sendiri aja daripada sama dia!” Begitu kataku, aku tak peduli seberapa ke-egoisanku terhadap Ibu, tetapi yang aku lihat laki-laki itu memang tidak baik untuk ibuku.
Tak lama setelah Ibu menikah, aku melihat Ayah menikah lagi dengan perempuan lain. Perempuan itu memiliki wajah yang mirip dengan Ibu, tetapi tidak mengurangi besarnya rasa hatiku yang hancur, mengingat kami mempunyai kenangan bersama Ibu. “Ayah butuh pendamping, Ayah butuh teman” begitu kata Ayah, alasan yang susah aku terima. Ayahku memang sangat sayang pada Ibu maka dari itu Ayah mencari perempuan yang mirip dengan Ibu.
Aku sempat berfikir kenapa Tuhan tidak adil kepadaku? Disaat anak kecil yang lain merasakan hangatnya keluarga, kenapa hanya aku yg tidak merasakannya? Keluargaku lengkap, seharusnya orang tuaku tidak berpisah, keluargaku bisa harmonis seperti keluarga yang lain. Saat itu aku menangis penuh harap, mungkin Tuhan memiliki rencana baik yang tidak aku tahu. Tuhan tidak akan mengasih cobaan diluar batas kemampuan hambanya bukan?
Sekarang aku sudah menjadi orang dewasa, orang tuaku juga semakin menua, tetapi aku masih mempunyai harapan untuk memiliki keluarga yang hangat. Aku tidak akan mengeluh lagi, karena dengan cobaan ini membuatku menjadi banyak bersyukur dan selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi Tuhan, kali ini aku meminta kepada-Mu satu, aku ingin orang tuaku kembali bersatu.
Penulis: Khalda Fairuz Nadhifah