Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, dalam sambutan singkatnya pada acara peringatan Malam Nuzulul Qur’an tahun 1437 H, yang dipusatkan di Masjid Raya Baiturrahman, Selasa malam (21/6/2016).
“Sebagai manifestasi rasa syukur kita atas segala nikmat dan karunia Allah, maka kaum Muslimin harus memaknai Peringatan Malam Nuzulul Qur’an atau malam turunnya Al-Qur’an ke muka bumi dengan menumbuhkan motivasi untuk mencintai Al-Qur’an, membacanya, mendalami isi kandungannya serta mengamalkannya.
Gubernur menambahkan, dalam banyak ayat, Allah telah menjanjikan, bahwa patuh dan tunduknya manusia pada Al-Qur’an akan menjadi washilah atau perantara dan penyebab turunnya rahmat dan barakah dari Allah ke tengah-tengah kehidupan umat manusia.
Qur’an malam ini, saya mengajak kita semua, untuk senantiasa melakukan muhasabah, koreksi diri, agar kita dapat terus meningkatkan kecintaan kita kepada Al-Quran yang kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, tambah Gubernur.
“Saat ini, sebanyak 808 anak-anak Aceh tercatat sebagai penerima beasiswa Tahfidz Qur’an dalam berbagai tingkatan, mulai dari tingkat SLTA, D3 dan juga S1,” ungkap Gubernur.
Tidak hanya kepada anak didik, di tahun 2015 Pemerintah Aceh juga memberikan insentif kepada 600 orang guru pengajian di 600 gampong, yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Aceh.menurut Gubernur, langkah ini merupakan salah satu upaya upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ilmu pengetahuan agama Islam.
Selain itu, melalui Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan dan pengamalan Al-Qur’an, Pemerintah Aceh juga melaksanakan kegiatan Haflah Tilawatil Quran, Workshop Al Quran, Pemberangkatan kafilah mengikuti STQ tingkat Nasional, Bimbingan Teknis Tenaga Pelatih/Juri Tilawatil Quran, dan juga pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran.
Gubernur menambahkan, Pemerintah Aceh telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan Aceh yang maju dan sejahtera di bawah naungan Al-Qur’an. Oleh karena itu, pada momen peringatan Nuzulul Qur’an ini, Gubernur mengajak masyarakat untuk kembali mendalami Al-Qur’an, agar nilai-nilai Al-Qur’an dapat diimplementasikan dalam seluruh aspek kehidupan.
“Mari menjadikan momentum Nuzulul Qur’an ini, untuk menggulirkan perubahan ke arah yang lebih baik bagi Aceh. Dengan hati dan jiwa yang bersih dan penuh dengan nuansa kedamaian, Insya Allah, akan terpatri dalam sebuah tekad dalam diri kita, untuk mewujudkan Aceh yang lebih baik di masa yang akan datang.
Sementara itu, Ustadz Bachtiar Nasir, Lc, MM, selaku penceramah Nuzulul Qur’an menegaskan, bahwa turunnya Kitab Suci Al-Qur’an adalah untuk menjadi penerang bagi seluruh dunia.
“Qur’an yang berasal dari Allah Sang Maha Suci, diturunkan dengan perantara Dzat yang suci, yaitu Djibril kepada Qalbu Rasulullah yang suci di bulan Ramadhan yang suci,” ujar Ustadz Bachtiar.
“Maka betapa meruginya kita jika Ramadhan berlalu namun Qur’an belum menjadi cahaya di dalam hati kita, betapa meruginya kita jika Ramadhan berlalu, namun Qur’an belum bersenyawa dengnan jiwa kita,” sambung Ustadz Bachtiar.
Ustadz Bachtiar menekankan, bahwa Siapapun pribadi yang saat ini telah memasuki 17 Ramadhan namun belum berinteraksi dengan Al-Qur’an atau mayoritas waktunya tidak bersama Al-Qur’an, maka dia adalah pribadi yang malang dan merugi.
“Capaian orang yang beruntung disisi Allah dalam bulan yang penuh dengan Rahmat ini adalah orang yang menjadikan Qur’an sebagai prioritas utamanya, untuk di baca, untuk dipelajari, untuk dihayati dan untuk diamalkan dengan sungguh-sungguh apapun resikonya.”(**)