LABUHANBATU, beritalima.com – Musibah tenggelamnya kapal yang ditumpangi Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang, SIK. SH saat menjalankan tugas, dimana dari kejadian tersebut Waka Polres Labuhanbatu Alm. Kompol Andi Candra, SIK. SH meninggal dunia, para ulama yang sudah dekat dengan Kapolres Labuhanbatu gelar doa bersama sekaligus Upah-upah bangkitkan semangat Pak kapoles dan rombongan yang turut dalam musibah tersebut, Jumat (27/4/2018).
Turut hadir dalam Upah Upah tersebut Kemenag Labuhanbatu, Ketua MUI Labuhanbatu, Alim ulama serta Istri Almarhum Waka Polres Kompil Andi Candra.
Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang, SIK. SH mengatakan “dalam kesempatan yang baik ini saya ceritakan kronologis kejadian yang sebenarnya didepan para Ulama dan Istri Almarhum dan jajaran polres Labuhanbatu”, ujar Frido.
“Awalnya Kami berangkat ke Sei berombang dalam rangka pernikahan anak Bupati Labuhanbatu, sebelum kesana kami mengunjungi pernikahan Anak Buya Ketua MUI Labuhanbatu, Kurang lebih jam 12’00 kami berangkat ke Berombang memenuhi undangan Pak Bupati, lebih kurang 45 menit di acara Pak Bupati kami kembali, dalam perjalanan kurang lebih 20 meter, Kasatpol air menyampaikan kesaya untuk berkenan meninjau markas Polair yang baru dan saya ke ana lebih kurang 15 menit penyebrangan, tidak sampai 3 menit di lokasi saya langsung kembali karna ada kegiatan lagi di Rantauprapat”, tambah Frido.
Perjalanan lebih kurang 15-20 menit dari penyeberangan umum, kita mau kembali ke tanjung sarang elang dan pada saat itu air sedang pasang, tiba tiba kapal mesin mati, seketika itu kapal oleng kekanan, posisi duduk di dalam kapal Nahkoda, Almarhum dan saya di belakang Nahkoda, Pak Kasat Sabhara di depan saya, Kasat Sunda di samping saya, kasat intel di belakang duduk kasatpol air, kasi propam zefri dan kasat lantas paling depan di kepala kapal, kapal oleng kakanan saya bilang tenang jangan panik tiba tiba oleng kekiri, begitu oleng kekiri saya berdiri dan pegangan, seketika itu amblas ke belakang, kepala kapal sudah di atas teman teman dan semuanya, saya berpikir semua sudah melompat berarti sudah aman karna kapal ini belum tenggelam seluruhnya dan kami pegangan di kapal itu dan kapal itu dibawa arus”, urai Frido.
Ketika saya berenang mau kedarat saya teriak “sudah aman semua”, langsung Kasat Intel mengatakan Waka Komandan, langsung saya balik lagi ke arah kapal mengejar kapal, jangan masuk Komandan bahaya tegas anggota, sayapun takut karena posisi air pasang akhirnya saya buka kaca depan kapal dimana Almarhum duduk, saya masukkan kaki saya untuk meyakinkan saya masukkan kedalam saya putar lagi ke kanan,saya buka lagi kacanya dan saya masukkan lagi ke kadalam untuk memastikan ternyata tidak ada, kemudian saya katakan sama Zefri kamu naik ke atas kemungkinan si Andi sudah di atas, zefri mengatakan tidak ada komandan, saya langsung shok akhirnya kami berteriak “Pak Waka-Pak Waka”, terang frido.
“Kita minta tolong pada kapal nelayan yang pertama mungkin tidak didengar karna suara kapal, akhirnya kira-kira 2 Kapal kecil lewat langsung menolong kami”.
“Kepada Orang Tua Kami, Adik adik kami, saya mewakili Polres Labuhanbatu mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga, mulai dari pencarian, memandikan di rumah sakit, mensholatkan saya begitu Haru, bangga dan senang, walaupun dalam keadaan duka, tampa pamrih bapak-bapak dan ibu-ibu begitu besarnya perhatian kepada almarhum adik saya Andi Candra dan kepada kami”, tegas frido.
“kami mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga semoga amal ibadah Bapak Ibu sekalian dibalas Tuhan yang maha Esa dan kami memohon doanya agar adik kami dilapangkan kuburnya dan di terima tuhan yang maha kuasa, dan segala kesalahan kami mohon maaf dan kami ucapkan ribuan terima kasih”, tandas Frido. (ev@).