SURABAYA, beritalima.com|
Ni Made Adnya Suasti namanya, salah satu alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) yang terus menorehkan prestasi. Sebelum menimba ilmu di FK Unair, ia bersekolah di SMAN 4 Denpasar. Meski masih duduk di kelas 10, Adnya berhasil menjuarai kompetisi internasional.
Berlanjut saat menimba ilmu di FK Unair, Adnya terpilih menjadi mahasiswa berprestasi dan mewakili Unair untuk berkompetisi di kancah nasional pada 2019.
Saat ini, Adnya tengah melanjutkan studinya di Inggris. Ia tercatat sebagai penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dan mengambil program MSc Modelling for Global Health di University of Oxford.
Perjuangan Diterima Jadi Maba
Perjuangan yang ditempuh Adnya hingga menjadi mahasiswa di University of Oxford pada 2022 tidaklah mudah.
“Saat proses pendaftaran kebetulan saya sedang co-ass. Sehingga harus benar-benar membagi waktu untuk mempersiapkan persyaratannya,” katanya.
Ada beberapa langkah yang Adnya lakukan. Pertama, memilih program studi.
“Mencari tahu tentang program studi yang ada. Lalu mencocokkan minat dan tujuan kita,” tuturnya.
Tak lupa pula Adnya juga mempelajari kurikulum yang berlaku, modul pembelajaran yang ditawarkan, dan fokus penelitian yang akan dilakukan.
Kedua, mempersiapkan bekas persyaratan. Untuk melanjutkan studi pada program MSc Modelling for Global Health di University of Oxford berkas yang perlu dipersiapkan seperti transkrip akademik, daftar riwayat hidup, motivation letter, dan sertifikat kemampuan berbahasa Inggris.
Ketiga, melakukan pendaftaran secara online melalui website resmi University of Oxford.
“Jangan lupa untuk memastikan bahwa semua informasi yang diminta sudah diisi dengan benar,” paparnya.
Keempat, saat Adnya mendaftar sebagai mahasiswa baru di University of Oxford bersamaan dengan proses pendaftaran BPI.
“Sembari melakukan pendaftaran perguruan tinggi, saya melengkapi berkas persyaratan untuk mendaftar BPI,” ungkapnya.
Kelima, University of Oxford akan melakukan wawancara kepada calon mabanya. Setelah lolos seleksi wawancara, University of Oxford akan mengirimkan informasi apabila diterima.
“Setiap proses harus diikuti dan disesuaikan dengan petunjuk yang ada. Pastikan untuk memeriksa situs web perguruan tinggi yang ingin dituju,” jelasnya.
Impian Terbesar
Adnya berharap bahwa dengan ilmu yang akan dibawa pulang dapat membantu untuk menciptakan kualitas kesehatan global menjadi lebih baik. Menurutnya melalui pemanfaatan data dan teknologi dapat mengembangkan pemahaman soal masalah kesehatan lebih baik.
“Melalui pemanfaatan data dan teknologi dengan pendekatan matematika di dunia kesehatan, kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang pola penyakit, intervensi yang efektif, dan dampak kebijakan kesehatan. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam mengatasi masalah kesehatan global seperti penyakit menular, pandemi, epidemi, atau kesenjangan kesehatan,” pungkasnya. (Yul)