MADIUN, beritalima.com- Sebagai pusat perguruan silat di Indonesia, Kota Madiun, Jawa Timur, selalu menjadi jujukan para pendekar setiap tahunnya. Terutama, pada saat bulan Suro (Muharam). Ribuan pendekar dari penjuru daerah berkumpul untuk melaksanakan tradisi yang telah melekat secara turun-temurun.
Untuk itu, Pemkot Madiun beserta forpimda dan perwakilan perguruan silat menggelar rapat koordinasi. Tujuannya, agar pelaksanaan tradisi Suro dapat berjalan lancar dan aman.
Rapat koordinasi berlangsung di Ruang 13 Balaikota Madiun, Senin (12/8). Dalam kegiatan tersebut, Walikota Madiun Maidi turut memberikan sambutan. “Intinya, Kota Madiun harus aman. Itu yang perlu digarisbawahi,” ujarnya.
Dalam pelaksanaan tradisi Suro tahun ini, Walikota menyatakan siap mewadahi para perguruan silat yang ingin menyelenggarakan acara. Meski begitu, pihaknya menegaskan bahwa tidak boleh ada masalah dalam penyelenggaraannya.
“Buat acara yang bagus sekalian. Yang membuat masyarakat kagum. Bukan takut. Jadikan Suro ini event yang besar, yang bisa dinikmati semua orang,” imbaunya.
Walikota berharap, seluruh perguruan silat dapat memberikan suguhan event yang menarik bagi masyarakat. Sehingga, ke depannya giat Suro dapat menjadi agenda tahunan yang dinanti kedatangannya. “Bahkan, mendatangkan wisatawan dari luar,” imbuhnya.
Ketua Paguyuban Pencak Silat Madiun Moerdjoko Jadi Wijoyo pun berkomitmen untuk ikut serta menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Madiun. “Paguyuban selalu melakukan koordinasi antar perguruan silat. Kami juga tidak ingin Kota Madiun dikotori,” tegasnya.
Sementara itu, Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya Kolonel Inf Masduki juga menyatakan siap untuk mengamankan kondisi Kota Madiun. Terutama, menjelang, saat, dan pasca Suro. Bersama seluruh jajaran TNI dan Polri.
Di akhir acara rakor juga dilaksanakan penandatanganan kesepakatan Suro damai yang diikuti oleh Walikota, forpimda, dan perwakilan perguruan silat. (Kominfo).
Ket.Foto: H. Maidi (atas kiri).