Interfaith Dialogue Indonesia Belanda berlangsung di Den Haag pada bulan Septem,ber 2015 dan diselenggarakan oleh kedutaan besar Republik Indonesia dan ‘Belanda-Indonesia Konsersium Hubungan Muslim-Kristen, yang kemudian memutuskan dialog keempat akan berlangsung di Indonesia. Dan kali ini bukan Jakarta atau Yogyakarta, tempat biasanya untuk konferensi internasional, tetapi Ambon dipilih untuk menjadi tempat dilaksanakannya dialog internasional yang bertemakan “Toleransi Mahal” tersebut.
Ambon dipilih bukan soal politik praktis, namun terpilihnya Ambon sebagai tempat ke-empat untuk diselenggarakannya dialog lintas agama antara Belanda-Indonesia ini dikarenakan Ambon telah dikenal dikanca Internasional sebagai Kota Perdamaian.
“Ambon dipilih karena Ambon terlihat baik di tingkat nasional dan internasional, sebagai tempat untuk belajar bagaimana membangun perdamaian diantara kelompok agama yang berbeda. Ini adalah damai laboratorium, sebuah laboratorium untuk peramaian,” kata Drs. Corrie van der Ven, Protestant Church in the Netherlands pada Konferensi Perss di Gedung Islamic Center, Kota Ambon, Rabu (24/8/2016).
Dikatakan, Sebuah delegasi Belanda Muslim dan Kristen, baik ulama dan praktisi, akan melakukan perjalanan ke ambon untuk berbagi pengalaman mereka dengan pendidikan agama di Belanda dan belajar dari pengalaman di Ambon dan Indonesia secara keseluruhan.
Dengan adanya kegiatan tersebut, dirinya berharap bahwa konfereensi ini dapat menyebabkan ke dua Negara untuk memiliki kebijakan praktis dalam kaintannya dengan pembangunan dan penguatan sikap serta perilaku toleran, sehingga dapat menerapkannya ditengah-tengah masyarakat.
“Jika hal ini terjadi, toleransi tidak hanya dibahas dalam lingkungan akademis, tetapi juga datang dan praktek ditengah-tengah masyarakat plural,”Harapnya.(L.Mukaddar)