Jakarta – Terjadinya konflik berbaru SARA diberbagai daerah selama ini tidak lepas dari mulai tingginya kebencian berbasis SARA. Salah satu penyulutnya bisa dimulai dari kepentingan politik, ekonomi dan kesenjangan sosial.
“Konflik berbau SARA pastinya pelan-pelan akan mengancam keutuhan bangsa dan negara,” kata Syafrudin Budiman SIP, salah satu Eksponen Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Pusat, saat ditemui, Senin (29/08/2016).
Menurut Syafrudin, Konflik SARA bisa juga diciptakan oleh kepentingan intelegen asing atau kepentingan politik yang sempit. Akan tetapi, kata Syafrudin mulai sekarang kita bisa tangkal dengan pemahaman keberagaman, pemahaman multikulturalisme, pesan-pesan universal etik dan terbangunnya komunikasi antar elemen.
“Konflik kekerasan berbau SARA sering terjadi karena persolan kecil, yang dibesar-besarkan,” tandas Syafrudin yg juga mantan Ketua DPP IMM periode 2006-2008.
Katanya, kasus tragedi kerusuhan Mei 98, konflik Ambon, konflik Dayak-Madura, Konflik Poso, konflik pilkada dan konflik berbau SARA lainnya menjadi gambaran untuk tidak bisa terulang. Sebab, jika terus dipelihara maka bangsa kita bisa seperti negara balkan, Yugoslavia yang terbelah karena kepentingan politik berbau SARA.
“Dis-integrasi bangsa bisa saja terjadi, kalau masyarakatnya senang singung-singgungan berbau SARA dan sedang negaranya membiarkan,” ujar pria kelahiran Sumenep – Madura ini.
Ia juga mengatakan, lewat Pemilukada 2017 secara serentak kita perkuat kesatuan dan persatuan bangsa dengan lancar dan sukses tanpa konflik. Dimana Pemilukada perlu dikawal dan dijadikan ruang pembelajaran tentang visi kebangsaan. “Lewat Pemilukada kita bisa ajarkan kepada masyarakat Indonesia bagaimana menjadi pemilih yang pintar dan cerdas. Agar Pemilukada bisa berjalan damai melahirkan pemimpin berkualitas, tanpa kekerasan, tanpa saling menjatuhkan dan politik tanpa SARA,” terang Syafrudin yg aktif sebagai pengiat HAM dan Anti Diskrimnasi. (*)