JAKARTA.beritalima.com| 11 Juli 2024 – PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, yang mengoperasikan tambang Batu Hijau, menerima sertifikasi Sistem Manajemen Pengamanan Objek Vital Nasional (SMP Obvitnas) dari Mabes Polri. Sertifikasi ini didasarkan pada Keputusan Presiden No. 63 Tahun 2004 Tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional dan Peraturan Kepolisian Republik Indonesia No. 7 tahun 2019 tentang pemberian bantuan pengamanan terhadap objek vital nasional.
Sesuai hasil audit dan klarifikasi hasil audit oleh Tim Auditor Profesional dan Auditor Polri, SMP Obvitnas yang diterapkan AMNT berhasil memperoleh penghargaan kategori Gold dengan raihan nilai kepatuhan mencapai 90,44%. Audit yang dilakukan mencakup lima aspek elemen pengamanan yaitu Komitmen & Kebijakan, Pola Pengamanan, Konfigurasi Pengamanan, Kemampuan Pelaksanaan Pengamanan serta Monitoring & Evaluasi.
Sertifikat penghargaan Gold ini diserahkan oleh Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Kepolisian RI (Polri) Komjen. Pol. Mohammad Fadil Imran dan Dirpamobvit Korsabhara Baharkam Polri Brigjen Pol Suhendri, S.H.,S.I.K kepada Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau di Birawa Assembly Hall Hotel Bidakara, Pancoran pada Senin (8/7/2024) lalu.
Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), Rachmat Makkasau menyampaikan bahwa sertifikasi tersebut menegaskan posisi AMNT sebagai perusahaan tambang yang patuh dan berkomitmen dalam menerapkan praktik terbaik dalam manajemen pengamanan wilayah operasional.
“Operasional pertambangan AMNT merupakan objek vital yang menjadi sumber pendapatan strategis baik bagi pusat maupun daerah. Data tahun 2023 menunjukkan bahwa kontribusi AMNT terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumbawa Barat mencapai 82%. Sistem manajemen pengamanan yang baik juga akan diterapkan di wilayah operasional kami lainnya, termasuk proyek smelter AMMAN yang merupakan Proyek Strategis Nasional,” jelas Rachmat.
Proyek smelter AMMAN telah mencapai 95,5% berdasarkan hasil verifikasi hingga 31 Mei 2024. Hasil ini menandakan telah tercapainya penyelesaian konstruksi fisik dan mechanical completion. Lima persen yang tersisa merupakan tahapan komisioning yang saat ini tengah berjalan.
“Proyek smelter AMMAN kini tengah berada dalam proses komisioning, yang direncanakan akan berlangsung selama lima bulan sejak awal Juni. Salah satu tahap dalam proses komisioning tersebut adalah masuknya konsentrat tembaga sebagai feed smelter. Sementara itu, produksi katoda tembaga pertama dari smelter dijadwalkan pada kuartal keempat tahun 2024,” imbuhnya.
Rachmat menambahkan, sertifikasi ini sangat penting bukan hanya pada nilai kepatuhan yang telah diperoleh, namun juga untuk meningkatkan langkah strategis dalam mengeliminasi potensi ancaman, kerentanan, dan gangguan, sehingga keamanan operasional perusahaan dapat dikelola secara sistematis. Sejak awal tahun 2023, telah dilaksanakan tahapan-tahapan persiapan dan penilaian dengan didampingi dan dipantau ketat oleh tim Direktorat Pamobvit Korsabhara Baharkam Polri.
Selama tahun 2023, AMMAN telah menggelar workshop SMP Obvitnas secara mandiri untuk karyawan, menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi auditor internal SMP Obvitnas dengan menggandeng Lembaga Sertifikasi Polri, sertifikasi Garda Utama oleh BNSP, serta melakukan penilaian risiko keamanan di seluruh area operasional. Selain itu, guna memperkuat pengamanan, perusahaan juga telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman & Pedoman Kerja Teknis Jasa Pengamanan Obvitnas dengan Polda NTB.(Rozak)